Internasional

Penyakit Baru Menyebar di Inggris, 6 Anak Meninggal

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
06 December 2022 07:50
Orang-orang berkumpul di depan Istana Buckingham, setelah pengumuman meninggalnya Ratu Elizabeth II, di London, Inggris, Kamis (8/9/2022). Ratu Elizabeth II yang merupakan pemimpin terlama yang memerintah Inggris dan tokoh negara selama tujuh dekade meninggal dalam usia 96 tahun. (AP Photo/Frank Augstein)
Foto: Inggris (AP Photo/Frank Augstein)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekitar enam anak di Inggris meninggal dunia setelah serentetan infeksi Strep A yang parah. Hal ini mendorong otoritas kesehatan Inggris untuk memberikan peringatan terbaru pada orang tua.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengeluarkan peringatan kesehatan langka. Lembaga itu mendesak orang tua untuk memantau anak-anak mereka untuk gejala penyakit, yang dapat mencakup sakit tenggorokan, sakit kepala, demam, dan ruam tubuh.

"Setidaknya enam anak telah meninggal karena kasus infeksi yang parah sejak September," tulis lembaga itu dikutip CNBC International, Selasa (6/12/2022).

"Sementara kasus yang dilaporkan telah meningkat lebih dari 4,5 kali jumlah yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir," tambahnya.

Lima dari kematian terjadi pada anak-anak di bawah usia 10 tahun. Kematian keenam dilaporkan di sebuah sekolah dasar di Wales.

Kematian lebih lanjut dari seorang anak sekolah berusia 12 tahun dari London dilaporkan pada hari Sabtu. Namun hal ini belum dikonfirmasi.

Strep A atau Streptococcus A adalah infeksi bakteri pada tenggorokan atau kulit. Biasanya hal ini mulai muncul saat memasuki musim dingin.

Sementara sebagian besar kasus ringan dan sering tidak diketahui, bakteri itu juga dapat menyebabkan penyakit dan komplikasi yang lebih serius. Seperti demam berdarah.

"Pastikan Anda berbicara dengan ahli kesehatan jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda memburuk setelah serangan demam berdarah," papar wakil direktur di UKHSA, Dr Colin Brown.

Biasanya, satu atau dua anak di bawah usia 10 tahun meninggal akibat Strep A selama musim dingin di Inggris. Dalam seminggu hingga 20 November, ada 851 kasus demam berdarah yang dilaporkan di Inggris, dibandingkan dengan rata-rata 186 kasus pada tahun-tahun sebelumnya.

Pejabat kesehatan mengatakan saat ini tidak ada bukti bahwa strain baru sedang beredar. Peningkatan tersebut kemungkinan besar terkait dengan tingginya jumlah bakteri yang beredar dan percampuran sosial setelah berakhirnya pembatasan Covid-19.

″(Kita) perlu menyadari bahwa langkah-langkah yang telah kita ambil selama beberapa tahun terakhir untuk mengurangi penyebaran Covid juga akan mengurangi penyebaran infeksi lain," kata Dr Susan Hopkins, kepala penasihat medis UKHSA, kepada program BBC Radio 4's Today.

"Artinya, ketika keadaan kembali normal, infeksi tradisional yang telah kita lihat selama bertahun-tahun ini beredar pada tingkat yang tinggi," tambahnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tangan Mendiang Ratu Elizabeth Memar, Inikah Penyebabnya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular