Saat Jokowi Setop Omongin Dunia: Nanti Dibilang Nakut-nakutin

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
05 December 2022 08:45
Presiden Joko Widodo (Jokowi) Penyerahan Sertifikat Tanah untuk Rakyat Tahun 2022 Secara Hybrid, Istana Negara, 1 Des 2022 (Tangkapan Layar via Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi) Penyerahan Sertifikat Tanah untuk Rakyat Tahun 2022 Secara Hybrid, Istana Negara, 1 Des 2022 (Tangkapan Layar via Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo mendadak berhenti membagikan cerita seramnya kondisi ekonomi dunia. Hal tersebut disampaikannya minggu lalu di istana negara, Jumat (2/12/2022).

"Saya tdk ingin berbicara mengenai problem dunia karena nanti ada yang menyampaikan presiden itu menakut-nakuti saja setiap sambutan," ungkap Presiden Joko Widodo yang akrab dipanggil Jokowi.

Dia menegaskkan dirinya hanya ingin menyampaikan sambutan yang penuh optimisme ke depannya.

"Kenapa kita harus optimis, Indonesia memiliki potensi, kekuatan besar tetapi sering kita lupakan," lanjutnya lagi.

Menurut Jokowi, Managing Director IMF Kristalina Giorgieva menuturkan bahwa Indonesia merupakan titik terang di tengah kegelapan yang melanda ekonomi dunia.

"Hati-hati di tengah kesuraman ekonomi global, Indonesia adalah titik terangnya. Dia ngomong seperti itu," kata Jokowi menirukan kata-kata bos IMF.

Jokowi mengungkapkan bahwa IMF bisa memaparkan hal ini karena lembaga internasional tersebut membaca angka-angka. Terbukti, lanjutnya, inflasi Indonesia terjaga hingga saat ini, di level 5,7%. Sementara itu, dunia sudah di atas 10-12%.

Bahkan, ada beberapa negara mencapai lebih 80%. "Kenapa kita harus pesimis kalau terjaga seperti itu, kita harus optimis!" paparnya.

Begitupun dengan pertumbuhan ekonomi. Indonesia tumbuh 5,72% pada kuartal III. Di sisi lain, dunia pada 2022 diproyeksikan tumbuh 3,2%.

"Kenapa kita tidak optimis dengan angka itu harus optimis." Dia melanjutkan Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia tetap pada level ekspansif.

Padahal, semua negara terkontraksi. Rata-rata dunia dibawah 50, sementara Indonesia angka terakhir 51,8%.

Bukti lainnya, menurut Jokowi, neraca perdagangan Indonesia sudah surplus 30 bulan berturut-turut. Artinya, ekspor Indonesia lebih besar dari impor.

Oleh sebab itu, Jokowi menghimbau agar masyarakat, termasuk pengusaha, tidak pesimis. "Jangan sampai menyampaikan pesimisme baca angka tadi harus optimis," tegasnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert! Bos IMF Bawa Kabar Buruk soal Resesi Global

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular