Internasional

Amerika Terancam 'Kiamat' Energi, Ini Buktinya

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Kamis, 01/12/2022 20:57 WIB
Foto: Bendera Amerika Serikat (AP Photo/Charlie Riedel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Joe Biden sedang mempertimbangkan untuk memanfaatkan cadangan pemanas dan minyak mentah yang dimiliki negara itu. Ini untuk mengamankan negeri itu dari 'kiamat' energi.

Krisis pasokan mungkin terjadi saat musim dingin mendekat. Menurut dua orang sumber yang mengetahui rencana itu, Gedung Putih sedang menimbang apakah akan meminta Kongres untuk menaikkan batas penyimpanan, menggandakan, atau membangun cadangan tambahan yang dapat menanggulangi kebutuhan saat kesulitan pasokan atau kenaikan harga energi terjadi.

"Sementara membaik, persediaan bahan bakar yang dimiliki industri masih di bawah rata-rata dan pemerintah terus terlibat dengan industri untuk meminta mereka meningkatkan stok bahan bakar," kata Departemen Energi dalam sebuah pernyataan kepada CNBC International, Kamis (1/12/2022).


"Pemerintah terus bekerja dengan pembuat undang-undang dan industri untuk mengidentifikasi semua opsi yang dapat membantu konsumen Amerika," tambahnya lagi.

AS saat ini memiliki sekitar 1 juta barel minyak pemanas dalam bentuk bahan bakar diesel. Ini dapat digunakan untuk memanaskan suhu dalam ruangan dan saat ini tersimpan di tiga lokasi yang tersebar di New York dan Connecticut.

Administrasi Informasi Energi menyatakan persediaan minyak pemanas industri telah meningkat sedikit dalam beberapa pekan terakhir. Tetapi dengan lonjakan harga minyak pemanas sebesar 54% pada tahun lalu, setiap gangguan pasokan dapat menambah gangguan baru.

Minyak mentah, sementara itu, telah turun harga ke level sebelum serangan Rusia ke Ukraina. Ini mengarah ke spekulasi pemerintah yang dapat bergerak untuk melakukan pengisian stok kembali.

 Sejauh ini, Gedung Putih dan mitranya di G7 mengaku siap untuk potensi lonjakan harga mengingat rencana blok itu mengembargo minyak Rusia di wilayahnya. Dua pejabat senior administrasi mengatakan opsi tetap terbuka untuk mengeluarkan minyak cadangan pada awal 2023.

"Saya pikir kami ingin memastikan bahwa kami mengambil langkah yang tepat dengan cara yang terukur," kata Amos Hochstein, penasihat energi senior untuk presiden.

"Tujuannya konsisten, untuk mendapatkan harga yang adil bagi industri tetapi juga adil bagi konsumen," tambahnya.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Beijing Ngamuk, Warga China Direkrut CIA