
Saat 'Si Rambut Putih' Hadir di Acara BI & Bos-bos Perbankan

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia yang digelar di Jakarta Convention Center, Senayan, Rabu (30/11/2022). Berdasarkan pantauan, Ganjar tampak mengenakan batik berwarna putih dan hitam.
Sosok politikus PDIP itu menjadi perhatian selepas kode yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat menemui relawan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, akhir pekan lalu. Ketika itu, Jokowi mengingatkan relawan agar berhati-hati memilih pemimpin pada 2024 mendatang.
"Dari penampilan kelihatan, banyak kerutan karena mikirin rakyat, ada yang rambutnya putih semua, ada itu. Kalau wajah cling dan tak ada kerutan di wajah hati-hati. Lihat rambutnya, kalau putih semua, ini mikirin rakyat," kata Jokowi seperti dikutip CNN Indonesia.
Kepada CNBC Indonesia dan wartawan lain yang mewawancara selepas acara PTBI, Ganjar memberi tanggapan perihal data dana daerah yang selama ini mengendap di bank dan tercatat di Kementerian Keuangan. Menurut dia, data itu tak boleh dijadikan acuan tunggal dan perlu adanya konfirmasi ulang.
Berdasarkan data Kementerian keuangan, per akhir Oktober 2022, dana pemda di perbankan masih sebesar Rp 278,83 triliun. Nilai ini naik Rp 54,89 triliun atau 24,5% dibandingkan September 2022 yang juga tumbuh 22,94% dibandingkan bulan sebelumnya.
Beberapa pemerintah daerah yang memiliki dana mengendap terbanyak berdasarkan data itu di antaranya Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Kalimantan Timur.
"Saya tidak yakin data itu betul. Silakan share ke saya. Kemenkeu suruh konfirmasi ke saya," kata Ganjar.
Kendati begitu, dia mengakui ada beberapa hal yang menyebabkan dana daerah biasanya mengendap di bank, di antaranya dana itu akan digunakan untuk kepentingan belanja akhir tahun hingga untuk mempersiapkan pelaksanaan pilkada.
"Biasanya di akhir tahun akan terserap, yang kedua kita mau pilkada pasti ada dana yang mau ditabung, dan ketiga tentu saja itu akumulasi dari kabupaten atau kota dan provinsi," ujar Ganjar.
Menurut eks anggota DPR itu, data tersebut memang telah sering didengar para kepala daerah. Namun, dia menekankan, realisasinya seharusnya sudah dilaksanakan masing-masing kepala daerah sehingga harus dikonfirmasi ulang kepada mereka.
"Maka rasa-rasanya karena itu sudah sering diomongkan lebih baik kalau di konfirmasi dulu ke daerah. Saya sudah sering memberikan clearance soal itu. Maka jangan percaya data tunggal sebelum diklarifikasi dan dikonfirmasi ke kami," kata Ganjar.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Buka Suara! Benarkah 'Endorse' Prabowo-Ganjar?