Luhut Beberkan Kacau Balaunya Dunia, Bikin Merinding!

News - Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
30 November 2022 08:00
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Talk show B20 Summit di BNDCC Nusa Dua Bali, Minggu (13/11/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Talk show B20 Summit di BNDCC Nusa Dua Bali, Minggu (13/11/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan perekonomian Indonesia pada 2023 akan baik-baik saja, meskipun situasi dunia diramal masih gelap.

Ia mengakui, pada tahun depan ekonomi dunia akan bisa melambat hingga ke level 1,1-2,8% karena sejumlah permasalahan yang terus terjadi di berbagai belahan dunia. Terutama berkaitan dengan ketegangan geopolitik antar negara.

"Dunia ini masih akan menghadapi banyak tantangan, kalau kita lihat ini mulai deteriorating relation between China dengan Uni Eropa, hubungan China dengan Eropa itu enggak bagus," ujar Luhut dalam acara Wealth Wisdom di Pacific Place, Jakarta, Selasa (29/11/2022).

Hubungan antara China dan Eropa kata dia makin memanas di tengah kondisi peperangan antara Rusia dan Ukraina yang masih terus berlanjut. China juga menurut Luhut masih memiliki pemburukan hubungan bilateral dengan negara tetangganya, yakni Taiwan.

"China sendiri juga punya masalah. Anda lihat ini yang perlu kita sikapi juga karena policy dia itu masalah juga. China zero covid policy tadi yang banyak ditentang," ujar Luhut.

Selain masalah geopolitik, ekonomi global menurutnya juga dihadapkan dengan persoalan mengetatnya likuditas dunia, ditandai dengan tingginya tingkat suku bunga acuan bank sentral negara-negara maju untuk mengendalikan tingginya inflasi sehingga mereka dihadapkan pada resesi.

"Pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat pada 2023. Jadi kalau kita lihat ini global economic growth projection, kalau keadaan memburuk bisa begini turun (1,1%), tapi kalau confidence kita kira-kira 2,7%," ujar dia.

Dengan melambatnya perekonomian pada tahun depan, Luhut memastikan, harga-harga komoditas otomatis ke depan juga akan anjlok karena rendahnya permintaan. Ditandai dengan harga minyak mentah dunia yang juga telah anjlok sekitar 2%.

Kondisi-kondisi tersebut tentu akan mempengaruhi kinerja ekspor dan impor di Indonesia. Selain itu, dengan melemahnya permintaan di tingkat global maka turut berimplikasi pada menurunnya kinerja industri berorientasi ekspor di Tanah Air. Ini berpotensi mengikis pendapat kelas pekerja di dalamnya.

Makanya, Luhut melanjutkan, dengan kondisi ini pemerintah akan fokus mendorong investasi masuk ke dalam negeri. Menurut dia, masih banyak komitmen investasi yang akan direalisasikan mulai tahun depan dengan nilai mencapai US$ 30,9 miliar.

"Kita masih punya di pipeline ada US$ 30 miliar, jadi kita enggak ada masalah sebenarnya ini. Yang besar kita punya proyek yang besar di Kalimantan Utara, itu ada nanti hydropower, petrochemical terbesar di dunia, produksi 265 giga watt untuk mobil listrik setara 3 juta mobil listrik, alumunium, dan seterusnya," ucap Luhut.

Dengan adanya kekuatan dari sisi investasi tersebut, Luhut meyakini kinerja perekonomian Indonesia pada 2023 masih akan terjaga dari yang pada tahun ini menurutnya masih stabil di level 5 persenan. Bahkan dia optimistis pada 2045 Indonesia masih bisa menjadi negara maju.

"Kita 2023 ini tentu masih akan hadapi tantangan dan risiko yang harus kita manage, karena investmen masih bagus Indonesia akan steady, bukan saya peramal, tapi saya yakin 2045 kita akan jadi high income country. Nanti kalau ramalan saya benar kasih lah saya minum kopi," tutur Luhut.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Simak! Skenario Luhut Terhadap Subsidi Pertalite dan Solar


(mij/mij)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading