
Hidup Makin Berat, Harga Beras Sampai Telur Beterbangan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga-harga sejumlah bahan pangan kembali beterbangan pada Selasa (29/11/2022).
Mengutip Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga sembako yang terpantau naik adalah:
- beras medium I naik Rp50 jadi Rp12.350 per kg
- beras medium II naik Rp50 jadi Rp12.150 per kg
- beras super I naik Rp50 jadi Rp13.650 per kg
- beras super II naik Rp50 jadi Rp13.300 per kg
- beras kualitas bawah I naik Rp50 jadi Rp10.900 per kg
- daging ayam ras naik Rp100 ke Rp35.200 per kg
- telur ayam ras naik Rp150 jadi Rp29.900 per kg
- cabai merah besar naik Rp250 jadi Rpp37.650 per kg
- cabai rawit hijau naik Rp100 jadi Rp39.200 per kg
Harga ini adalah rata-rata nasional, data dikutip Rabu (30/11/2022 pukul 01.50 WIB).
Khusus di wilayah DKI Jakarta, kondisinya tak jauh berbeda.
Informasi Pangan Jakarta mencatat, harga sejumlah sembako beterbangan, yaitu:
- beras medium naik Rp13 jadi Rp9.928 pe kg
- beras premium naik Rp26 jadi Rp12.310 per kg
- beras Pera naik Rp35 jaid Rp12.278 per kg
- beras Ramos naik Rp12 jadi Rp10.745 per kg
- cabai rawit merah naik Rp668 jadi Rp43.434 per kg
- cabai merah bear naik Rp1.066 jadi Rp41.777 per kg
- bawang merah naikRp638 jadi Rp36.255 per kg
- daging ayam ras naik Rp97 jadi Rp38.386 per ekor
- telur ayam ras naik Rp468 jadi Rp30.148 per kg
- tomat naik Rp957 jadi Rp19.170 per kg
- daging sapi murni (semur) naik Rp106 jadi Rp141.595 per kg.
Harga-harga tersebut adalah rata-rata wilayah DKI Jakarta, data dikutip Rabu (30/11/2022 puku; 02.03 WIB).
Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Pardjuni mengatakan, lonjakan harga jagung yang jadi bahan baku pakan ternyata jadi salah satu pemicu lonjakan harga daging dan telur ayam ras di dalam negeri.
"Sebenarnya kalau secara dampak kan seharusnya ada. Tapi ini nggak, karena memang faktor dolar ini menyangkut pada bahan baku pembuat pakan. Tetapi kalau di tingkat peternak sama sekali nggak pengaruh. Namun, yang paling berpengaruh adalah jagung," kata Pardjuni kepada CNBC Indonesia, Selasa (29/11/2022).
Pardjuni menjelaskan, harga jagung selama 5 bulan ini sebenarnya sudah berada di level Rp 4 ribu. Namun, pabrik pakan enggan untuk menurunkan harga pakan dengan alasan dolar yang sedang naik. Padahal persediaan terbesar dari bahan pakan adalah jagung, dengan persentase pemakaian kurang lebih 50%.
Beras Bikin Inflasi, Konsumen Buntung
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, selama 3 bulan terakhir, harga beras kembali jadi faktor berkontribusi pada inflasi. Setelah sempat stabil dan tidak memicu inflasi.
"Beras jadi penyumbang inflasi dalam tiga bulan terakhir, sekitar 3-4%," kata Arief kepada CNBC Indonesia, Selasa (29/11/2022).
"Pada saat ini, harga gabah (GKP dan GKG) di tingkat petani dan pedagang cukup tinggi akibat tingginya harga pupuk, kenaikan harga BBM, serta meningkatnya biaya operasional pelaku usaha sehingga tantangan lainnya bagi Bapanas ialah menjaga pertumbuhan ekonomi selaras dengan tingkat inflasi," tambah Areif.
Karena itu, lanjutnya, Bapanas mendorong Bulog terus melakukan intervensi di tengah stok yang tipis, bahkan di bawah ideal.
"Karena prinsip saya, kami di Bapanas adalah petanis sejahtera, pedagang untung, konsumen tersenyum. Kalau sekarang kan petani sejahtera, pedagang untung, masyarakat buntung," pungkas Arief.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Daging Ayam Sampai Cabai Naik Brutal di Jakarta
