Soal Bagi-Bagi Rice Cooker, Menteri ESDM: Anggaran Belum Ada!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Selasa, 29/11/2022 18:50 WIB
Foto: Menteri ESDM, Arifin Tasrif hadir Komisi VII DPR RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan rencana pembagian paket bantuan rice cooker listrik senilai Rp 500.000 per keluarga penerima manfaat (KPM) belum final.

Pasalnya, pemberian paket bantuan rice cooker tersebut harus melibatkan kementerian dan lembaga terkait terlebih dahulu.

Menurut Arifin, hingga saat ini pemerintah masih perlu melakukan pendalaman terkait wacana pemberian program Bantuan Penanak Nasi Listrik (BPNL). Di samping itu, pihaknya juga belum mengalokasikan anggaran untuk melaksanakan program BPNL pada tahun depan.


"Oh itu masih perlu pendalaman karena juga melibatkan K/L yang lain. Anggarannya juga belum ada," kata Arifin saat ditemui di Gedung DPR RI, Selasa (29/11/2022).

Pemerintah sempat berencana membagikan 680 ribu unit penanak nasi listrik atau rice cooker kepada masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mendukung pemanfaatan energi bersih, meningkatkan konsumsi listrik per kapita, dan penghematan biaya memasak bagi masyarakat.

Sub Koordinator Fasilitasi Hubungan Komersial Usaha Ketenagalistrikan, Direktorat Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Edy Pratiknyo mengatakan, berdasarkan kajian, menanak nasi dengan rice cooker lebih hemat dibanding menanak nasi dengan menggunakan kompor LPG 3 kg.

Ia pun merinci menanak nasi dengan kompor gas membutuhkan konsumsi energi sebanyak 2,4 kg per bulan dengan total biaya Rp 16.800. Sementara, jika dengan rice cooker konsumsi energi untuk menanak nasi hanya 5,25 kWh dan energi untuk memanaskan 19,8 kWh per bulan dengan biaya Rp 10.396. Dengan demikian, ada penghematan sebesar Rp6.404 per bulan.

"Nanti ini tentunya akan dikalikan dengan penerima manfaat di seluruh Indonesia," ujar Edy dalam Forum Diskusi Publik yang disiarkan secara virtual, Jumat (25/11/2022).

Adapun berdasarkan bahan paparannya, penggunaan rice cooker ini juga berpotensi mengurangi volume LPG sebanyak 19,6 ribu ton, menghemat devisa sebesar US$ 26,88 juta, serta meningkatkan konsumsi listrik sebesar 42,84 GWH atau setara pembangkit 54,74 MW.

Edy mengatakan bantuan penanak nasi listrik (BPNL) sebanyak 680 ribu unit akan disalurkan ke seluruh Indonesia melalui APBN Kementerian ESDM 2023. Adapun nilai paket program ini mencapai Rp 500 ribu per KPM.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil Ingatkan Indonesia Jangan Kena Kutukan Sumber Daya Alam