Nobar Piala Dunia 2022 Sepi, Ini Dia Biang Keroknya
Jakarta, CNBC Indonesia - Piala Dunia 2022 sudah berlangsung selama satu pekan lebih, namun gegap gempitanya terasa kurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Termasuk nonton bareng (nobar) di hotel dan restoran pun kali ini sepi.
Bukan tanpa sebab, melainkan karena pelaku usaha mempertimbangkan banyak faktor.
"Piala dunia menjadi potensial market untuk kegiatan khusus hotel restoran. Tapi mesti lihat berbagai hal yang jadi karakter, antusias untuk menonton. Dari perspektif kami harus melihat benefit-nya, misalnya jam tayangnya nggak serta-merta bagus," kata Sekretaris Jenderal Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran kepada CNBC Indonesia, Senin (28/11/2022).
Karena masalah jam tayang tersebut, potensi kedatangan penonton pun menjadi tidak maksimal.
Di sisi lain, pelaku usaha harus membayar mahal untuk membeli lisensi untuk menggelar acara nobar.
Seperti diketahui, pemilik lisensi yakni anak usaha Emtek, PT Indonesia Entertainmen Grup mewajibkan siapapun penyelenggara nobar untuk mendapatkan izin terlebih dahulu.
"Free to air man sebenarnya, bisa nonton sendiri. Tapi yang ramai-ramai itu punya keunikan tersendiri. Bagi pelaku usaha untuk dapat pertandingan Piala Dunia nggak serta merta menyiarkan free to air, tapi harus punya license yang ada nilainya, nggak murah juga. Mereka akan lihat bayar license dan potensi incoming market," kata Maulana.
Jika hitung-hitungan bisnisnya tidak masuk, maka acara nobar urung digelar. Apalagi, ada potensi banyak usaha kecil yang mengadakan kegiatan serupa tanpa izin.
"Karena license sifatnya ada legal, jadi dia dikomersilkan harus ada izin secara legal dari pemegang license. Hotel restoran industri paling komit untuk alasan gitu karena nggak mau berpolemik hukum ke depannya. Namun dalam penyiaran Piala Dunia ini, kita bersaing dengan usaha kecil yang dapat menyiarkan tanpa perlu izin, kan bisa di daerah," ujar Maulana.
(dce)