Gak Cuma Domestik, Produk Biofuel Pertamina Bakal Diekspor!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
24 November 2022 17:20
Pertamina Uji Coba Green Diesel di Kilang Cilacap (Dok. Pertamina)
Foto: Pertamina Uji Coba Green Diesel di Kilang Cilacap (Dok. Pertamina)

Badung, CNBC Indonesia - PT Kilang Pertamina Internasional, Subholding Refinery & Petrochemical Pertamina, terus menggenjot produksi bahan bakar hijau alias biofuel di kilang perusahaan.

Adapun produksi tersebut selain dijual untuk pasar dalam negeri, rencananya juga bakal ditujukan untuk pasar ekspor.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Taufik Aditiyawarman mengatakan, pihaknya bakal mengekspor bahan bakar hijau yang diproduksi di Kilang Cilacap ke pasar luar negeri. Adapun untuk rencana ekspor sendiri masih dalam proses.

"Nah sekarang kita mau kerja sama marketing internasional, kontrak dengan trader," ungkapnya saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Kamis (24/11/2022).

Bahkan, perusahaan saat ini juga berencana menjalin kerja sama dengan perusahaan Jepang. Mengingat, perusahaan tersebut sudah mewajibkan operasionalnya menggunakan biofuel.

"Termasuk perusahaan Jepang yang ada di Indonesia. Jadi sustain produk ini bisa terjaga. Kalau dijual di publik ini, belum affordable (terjangkau). Jadi regulasi kita masih memungkinkan pakai B30," ujarnya.

Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan bahwa melalui program biodiesel 30% (B30), Indonesia saat ini menjadi produsen terbesar biodiesel dunia. Hal tersebut pun membuat negara tetangga kepincut untuk melakukan hal yang sama.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana mengungkapkan tidak ada di dunia ini yang menggunakan B30 atau pencampuran 30% biodiesel dengan 70% minyak Solar, sehingga hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai trendsetter dunia.

"Di dunia ini yang gunakan B30 secara nasional kita pengguna terbesar untuk hal tersebut dan kita jadi trendsetter, Malaysia saat ini bertanya ke kita Brazil juga bertanya ke kita. Saya sendiri yang menerima dari pihak Brazil nya kenapa bisa sampai 30 kita memang tidak ada contohnya tidak ada studi sekarang sudah sampai pada hal tersebut," kata dia dalam acara Seminar Bioenergi Tingkatkan Bauran Green Energy PLN, Kamis (30/6/2022).

Setelah penerapan B30 sukses, pemerintah sendiri berencana untuk meningkatkannya kembali menjadi B40. Bahkan, uji jalan atau road test kendaraan dengan bahan bakar biodiesel campuran minyak sawit 40% (B40) yang dilakukan sejak Juli 2022 telah tuntas.

Saat ini, proses overhaul atau pemeriksaan mesin untuk melihat hasil pembakaran dari bahan bakar yang telah dicampur dengan B40 sedang dilakukan.

Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Edi Wibowo menjelaskan bahwa setelah pemeriksaan komponen ini dilakukan yang ditargetkan tuntas pada akhir Desember 2022, pihaknya akan menghitung lagi terkait ketersediaan bahan bakunya lalu menyusun spesifikasi untuk B40 ini.

Bila ini tuntas, maka pihaknya akan memberikan rekomendasi kapan B40 ini akan dilaksanakan. Oleh karena itu, pihaknya masih belum bisa menyebutkan kapan pelaksanaan B40 ini diberlakukan.

Namun demikian, pihaknya menyebut, bila B40 ini dilaksanakan tahun depan, maka kuota biodiesel pada 2023 bisa meningkat menjadi 15,03 juta kilo liter (kl) dari alokasi 11,02 juta kl pada 2022 ini. Angka ini dengan asumsi kebutuhan diesel/minyak Solar dalam setahun sekitar 37,5 juta kl.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukti Konkret BBM 'Baru' Cegah RI Kekeringan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular