Internasional

Malaysia Siaga Chaos Gegara PM Baru, Polisi Turun Tangan

sef, CNBC Indonesia
Rabu, 23/11/2022 20:13 WIB
Foto: Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim dan pemimpin Pakatan Harapan lainnya bergandengan tangan saat konferensi pers mengenai hasil pemilihan umum Malaysia di Subang Jaya, Malaysia, Minggu (20/11/2022). Dua calon Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yassin, sama-sama mengklaim dapat membentuk pemerintahan usai pemilihan umum. (REUTERS/Hasnoor Hussain)

Jakarta, CNBC Indonesia - Aparat kepolisian di Malaysia dilaporkan menjaga ketat wilayah-wilayah strategis di negeri itu. Penghalang jalan bahkan terlihat dipasang di banyak titik di Negeri Jiran.

Pemeriksaan juga diperketat. Hal ini terkait situasi politik yang memanas pasca pemilihan umum (pemilu) yang tak mampu menunjuk perdana menteri (PM) baru.

"Pendirian pos ini merupakan bagian dari upaya untuk mencegah kejahatan ... untuk memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat," kata Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Acryl Sani Abdullah Sani dikutip dari Malay Mail, Rabu (23/11/2022).


"Masyarakat diminta untuk bekerja sama dalam mematuhi instruksi yang diberikan di setiap pos pemeriksaan," tambahnya lagi.

Sementara itu, Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah dilaporkan akan mengadakan pertemuan darurat dengan sembilan sultan penguasa di negara itu. Pertemuan khusus berlangsung besok, 24 November.

Seri Anwar Ibrahim and Dato' Seri Muhyiddin Yassin were told to address the Yang di-Pertuan Agong to discuss the 10th Prime Minister of Malaysia. (Photo by Farid bin Tajuddin/Anadolu Agency via Getty Images)" title="1244994598" />Foto: (File - Getty Images/Anadolu Agency)
Police and pers members gather in front of the gate 2 of the Istana Negara in Kuala Lumpur, Malaysia on November 22, 2022. Dato' Seri Anwar Ibrahim and Dato' Seri Muhyiddin Yassin were told to address the Yang di-Pertuan Agong to discuss the 10th Prime Minister of Malaysia. (Photo by Farid bin Tajuddin/Anadolu Agency via Getty Images)

Pertemuan akan berlangsung 10.30 waktu setempat. Kemungkinan waktu pembicaraan selama tiga jam.

"Dipahami bahwa Yang Mulia akan meminta pendapat para penguasa tentang kebuntuan dalam pembentukan pemerintahan federal," tulis media Malaysia, The Star, mengutip pengumuman istana melalui media sosial Facebook.

"Sumber Istana mengatakan pertemuan khusus itu akan sangat penting," tambah media itu lagi.

"Yang Dipertuan Agong (Raja) telah mencoba membentuk pemerintahan persatuan yang terdiri dari Pakatan Harapan dan Perikatan Nasional, tetapi sejauh ini gagal," tulisnya.

Pemilihan umum di Malaysia menghasilkan 'parlemen gantung' yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di mana tak satu pun dari dua kandidat utama PM, Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yasin, memenangkan suara mayoritas untuk membentuk pemerintahan.

Koalisi Barisan Nasional, yang merupakan petahana, menegaskan tidak akan mendukung salah satu kandidat. Ini merupakan sebuah langkah yang akan mencegah Anwar dan Muhyiddin mencapai mayoritas.

Akibatnya, secara konstitusional, sekarang situasi tergantung pada raja. Raja sebenarnya memainkan peran seremonial, tetapi dapat menunjuk siapa pun yang diyakini akan memimpin mayoritas.

Perlu diketahui, Barisan Nasional adalah kelompok yang disokong partai politik Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO). Partai tersebut bertengger lama sejak kemerdekaan 1957 hingga kekalahan pertamanya dalam pemilu 2018.

Namun, UMNO tumbang tak lama setelah figur utamanya yang juga mantan PM, Najib Razak, digoyang isu korupsi 1MDB. Meski begitu, faksi politik itu kembali berkuasa di bawah Ismail Sabri Yaakob pada 2021 setelah runtuhnya dua koalisi lain karena pertikaian.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Prabowo Subianto Menerima Kunjungan PM Malaysia