
Nih Layanan Kesehatan Terbaik di ASEAN, Juaranya Bikin Kaget!

Sektor kesehatan di Singapura dijalankan bersama-sama oleh pihak pemerintah dan swasta dengan sangat baik. Kelas perawatan rumah sakit di Singapura terbagi ke dalam lima kelas yakni, A, B1, B2+, B2, dan C.
Kelas tersebut dibedakan berdasarkan fasilitas serta berapa ranjang dalam ruangan.
Semakin tinggi kelas maka semakin besar pula biaya yang harus ditanggung secara pribadi dan semakin kecil subsidi. Biaya perawatan kelas B2 dan C yang berada di kisaran S$ 37-83 per hari ditanggung 80% oleh pemerintah.
Singapura juga memberikan sejumlah subsidi untuk pembelian obat-obatan, vaksinasi, hingga layanan rawat jalan ke dokter spesialis dengan besaran subsidi yang berbeda.
Subsidi untuk perawatan akut juga dibedakan berdasarkan pendapatan rumah tangga per kapita per bulan (PCHI).
Untuk membiayai perawatan kesehatan di luar subsidi, Singapura menyediakan program proteksi kesehatan yakni Medisave, Medishield, Medifund, dan Eldershield.
Untuk program Medisave, pekerja di Singapura akan diwajibkan menabung 20% dari pendapatannya per bulan. Dari 20% tersebut, sebesar 7-9,5% akan digunakan untuk membayar layanan kesehatan.
Untuk mendapatkan perlindungan tambahan penyakit berat seperi kanker dan leukemia, warga Singapura bisa mengikuti program Medishield.
Program Medifund digunakan untuk mereka yang sudah kehabisan "tabungan" di akun Medisave dan Medishield.
Semetara itu, program Eldershield ditujukan kepada mereka yang berusia 40-65 tahun dan memiliki keterbtasam. Program ini memberikan bantuan sebesar S$300 per bulan selama lima tahun.
Sama seperti Singapura, Malaysia membagi operasional sistem kesehatannya antara publik dan swasta. Layanan kesehatan publik yang dijalankan pemerintah memungut biaya yang sangat rendah.
Pemerintah Malaysia juga memberikan subsidi yang sangat besar kepada fasilitas layanan kesehatan untuk menekan biaya ruma sakit.
Malaysia juga menyediakan program perlindungan nasional bernama Mysalam.
Asuransi tersebut diberikan gratis kepada mereka yang memenuhi syarat dan diharapkan bisa menjangkau 6,8 juta warga Malaysia atau 21% dari warga Negara Jiran.
Di antara syarat tersebut adalah warga berusia 18-65 tahun, berpenghasilan kurang dari MYR 24.000 per tahun atau kurang dari 82 juta/tahun.
Mysalam memungkinkan warga Malaysia untuk mendapatkan layanan gratis senilai MYR 8.000 atau sekitar Rp 27 juta. Program tersebut bisa digunakan untuk pengobatan 45 penyakit kritis atau tindakan medis termasuk operasi otak.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]