Menteri ESDM Ungkap Biang Kerok Lesunya Investasi Hulu Migas

News - Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
23 November 2022 17:25
Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam acara SAI20 Summit, Nusa Dua, Bali. (Dok: KESDM) Foto: Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam acara SAI20 Summit, Nusa Dua, Bali. (Dok: KESDM)

Badung, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan biang kerok yang membuat investasi hulu minyak dan gas bumi (migas) RI menjadi lesu. Terutama, di tengah tren transisi energi global.

Menurut dia, dorongan untuk transisi energi guna memenuhi target yang lebih hijau telah membuat sektor keuangan menghentikan pendanaan pada proyek hulu migas baru, dan memberikan lebih banyak dana ke pengembangan energi baru terbarukan.

"Hal ini menyebabkan kurangnya investasi di bidang minyak dan gas eksplorasi dan eksploitasi," kata Arifin dalam acara International Convention and Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG) 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (23/11/2022).

Dalam menyikapi proses transisi tersebut, sejumlah perusahaan migas juga telah mendiversifikasikan bisnis operasi mereka dengan berinvestasi di area non-inti. Misalnya, di pengembangan energi baru terbarukan, kelistrikan, dan baterai.

Meski industri hulu migas mendapat tantangan tersebut, permintaan, baik minyak maupun gas, masih akan tetap tumbuh. Terutama, di daerah berkembang seperti India, Afrika dan Asia.

"Di mana pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, industrialisasi dan kendaraan akan melonjak secara signifikan," kata dia.

Seperti diketahui, target investasi hulu migas sebesar US$ 13,2 miliar pada tahun 2022 diproyeksi sulit terealisasi. Mengingat, hingga kuartal III-2022 ini saja capaiannya baru mencapai 60% atau sebesar US$ 7,7 miliar.

Praktisi sektor hulu migas Tumbur Parlindungan menilai, ketika harga komoditas naik, aktivitas di sektor hulu migas dengan sendirinya juga akan turut terdongkrak. Namun guna menggenjot aktivitas di sektor hulu, RI harus bersaing dengan negara lain untuk mendapatkan material peralatan dan jasa penunjang migas.

"Kegiatan eksplorasi mempunyai dampak juga dalam mendapatkan services and equipment tadi. Pastinya penyedia services and equipment tadi akan memprioritaskan ke negara-negara yang menurut mereka sustainability investasi mereka akan berlanjut dalam jangka waktu yang panjang," kata Tumbur kepada CNBC Indonesia, Kamis (3/11/2022).

Kondisi tersebut lantas menyebabkan spending investasi dalam proyek hulu migas RI menjadi berkurang atau tidak sesuai target. Namun, Tumbur berharap agar semua target investasi dapat selesai di kuartal empat 2022 atau mundur ke 2023.

Menurut Tumbur ekosistem investasi di hulu migas RI sudah tidak semenarik dari negara-negara lainnya. Misalnya seperti Malaysia, Brunei dan negara ASEAN lainnya.

"Mungkin mereka lebih memprioritaskan ke negara-negara tersebut yang masih banyak international oil and gas company yang melakukan investasinya," ujarnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Masa Depan RI Cerah, Punya Harta Karun Gas Melimpah


(wia)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading