
Kontraktor 'Nangis Darah', Bantuan Sri Mulyani Dianggap Telat

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan sudah menyetujui penyesuaian harga (eskalasi) pada kontrak pekerjaan konstruksi tahun anggaran 2022. Tapi pengusaha jasa konstruksi mengkritisi persetujuan ini.
Persetujuan ini tertuang pada Surat Menteri Keuangan S-90/MK/2022 tentang Usulan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Tentang Penyesuaian Harga (Eskalasi) Pada Kontrak Pekerjaan Konstruksi Tahun Anggaran 2022, yang terbit dari 17 November 2022 lalu,
Usulan ini dilakukan akibat adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan aspal yang terjadi pada beberapa bulan terakhir.
"Permohonan kebijakan eskalasi pada kontrak pekerjaan konstruksi tahun anggaran 2022 akibat kenaikan BBM dan aspal pada Kementerian PUPR, yang diajukan Menteri PUPR tersebut, Berdasarkan hasil rapat koordinasi Kementerian Keuangan, Kementerian PUPR, dan LKPP di Gedung LKPP tanggal 7 November 2022, akan diproses oleh LKPP," tulis Surat itu dikutip, Selasa (22/11/2022).
Merespon hal ini, Wakil Ketua Umum VIII BPP Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Didi Aulia menjelaskan, persetujuan eskalasi sudah keluar dari Kementerian Keuangan namun terlambat.
"Sudah hampir nggak bermanfaat surat itu terlambat," kata Didi kepada CNBC Indonesia, Selasa (22/11/2022).
Didi menjelaskan usulan eskalasi sudah dimintakan dari bulan September yang lalu, namun baru mendapat kejelasan pada pertengahan November ini. Sehingga sudah banyak paket pekerjaan yang sudah diselesaikan kontraktor.
"Ini pakai bahasanya eskalasi, itu sudah terlambat kita minta September karena hari ini 22 November artinya orang sudah mau menyelesaikan pekerjaan. Hari ini hanya finishing dan commissioning saja," kata Didi.
Sebelumnya Didi mengatakan usulan darinya adalah optimalisasi harga bukan eskalasi. Dimana menyesuaikan volume pekerjaan dalam kontrak untuk menyesuaikan nilai dan ongkos biaya proyek terkini.
"Saya sudah sering bicara tidak mungkin eskalasi, kita laksanakan adalah optimalisasi kontrak (Contract Change Order). beberapa volume seperti landscape pagar dihilangkan supaya harga mengejar harga saat ini yang terjadi," jelasnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kontraktor RI 'Nangis Darah', Ini Sebenarnya yang Terjadi