Sampai Pinggir Jakarta, Jalur Sesar Ini Berpotensi Picu Gempa

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
22 November 2022 12:31
Stasiun Geofisika Bandung
Foto: Stasiun Geofisika Bandung

Jakarta, CNBC Indonesia - Wilayah Jabodetabek tak bebas dari efek gempa bumi baik yang terjadi di laut selatan maupun daratan Jawa Barat. Di daratan gempa tektonik dipicu dari keberadaan patahan atau sesar aktif yang tersebar banyak di Jawa Barat, bahkan masuk sampai ke utara Jabar yang berbatasan dengan Jakarta yaitu Bekasi.

Berdasarkan laporan resmi, Stasiun Geofisika Bandung per Juni 2022, yang dikutip CNBC Indonesia, Selasa (22/11), tercatat banyak struktur sesar yang berkembang di Jawa Barat, tercatat yang sudah diketahui ada enam struktur regional, yaitu: Sesar Cimandiri, Sesar Baribis, Sesar Cipamingkis, Sesar Garsela, Sesar Citarik dan Sesar Lembang.

Laporan itu mengungkapkan keenam sesar tersebut diduga masih aktif hingga sekarang. Walaupun seluruh sesar tersebut berperan dalam sejarah tektonik di Jawa Barat, namun hingga saat ini penjelasan mengenai mekanisme pembentukan struktur sesarnya masih belum jelas. 

Sesar Citarik

Sesar Citarik membentang membelah Jawa Barat dari selatan sampai utara, mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu, antara Gunung Salak - Pangrango, Bogor, Jonggol dan berujung di Bekasi.

sesar cimandiriFoto: Balai Geofisika Bandung
sesar cimandiri

Sesar Cimandiri

Sesar Cimandiri merupakan sesar paling tua (umur kapur), membentang mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu menerus ke timur melalui Lembah Cimandiri, CipatatRajamandala, Gunung Tangguban Parahu - Burangrang dan diduga menerus ke timur laut menuju Subang. Secara keseluruhan, jalur sesar ini berarah timur laut - barat daya dengan jenis sesar mendatar hingga oblique (miring). Jalur Sesar Cimandiri di segmen Rajamandala, berarah timur laut - barat daya.

Aktivitas sesar ini ditunjukkan dengan terjadinya gempa bumi yang cukup signifikan yaitu tahun pada 1910 di Padalarang, tahun 1982 di Cianjur, Rajamandala, dan tahun 1844 di wilayah Cianjur. Gempa signifikan terbaru terjadi pada 10 Maret 2020 dengan Magnitudo 5.1 yang mengguncang Kab. Sukabumi dan sekitarnya dan menimbulkan kerusakan di Kalapanunggal.

Sesar Baribis

SesarBaribis merupakan sesar utama di utara Jawa Barat. Dari hasil penafsiran foto udara dan citra land-sat, diketahui di bagian utara dijumpai adanya kelurusan regional yang arahnya barat laut tenggara. Arah kelurusan ini selanjutnya menerus ke arah tenggara.

Di daerah Kadipaten, Majalengka yaitu tepatnya di Desa Baribis, ditemukan sejumlah bidang sesar dan struktur sesar minor yang memotong tubuh batu-gamping. Gempa bumi yang cukup signifikan yang bersumber dari sesar ini adalah gempa bumi tahun 1862 di Karawang.

Sesar Lembang

Sesar Lembang yang letaknya di utara Bandung, membentang sepanjang kurang lebih 30 km dengan arah barat-timur. Sesar ini berjenis sesar mendatar (strike slip) dengan sedikit ada komponen vertikal. Gawir sesar Lembang dapat diamati dengan baik di daerah Cibodas yaitu sekitar 3 km ke arah timur dari Maribaya.

Di lokasi ini tampak jelas bahwa gawir sesar Lembang terdiri atas beberapa bidang yang menangga (steep fault). Walupun gawir sesarnya berkembang baik namun tidak ditemukan adanya jejak-jejak pergeseran berupa cermin sesar. Salah satu bukti adanya jalur sesar di lokasi ini adalah berkembangnya struktur kekar pada batuan beku andesitik dengan intensitas yang sangat tinggi.

Gempa bumi akibat sesar lembang pernah terjadi pada tahun 28 Agustus 2011 terjadi Gempa bumi yang berkekuatan M 3.3 pada kedalaman yang sangat dangkal hingga mengakibatkan dampak signifikan.

Gempa yang terjadi saat itu, merusak 384 rumah warga di Kampung Muril, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Kemudian terjadi lagi gempa bumi 14 dan 18 Juni 2017.

Gempa juga dirasakan di jalur sesar aktif tersebut pada 14 Juni 2017 berkekuatan M 2.8, dan pada 18 Juni 2017 dengan kekuatan M 2.9. Aktivitas kegempaan terbaru yang tercatat pada Sesar Lembang yaitu pada tanggal 13 Desember 2021 dengan kekuatan M 2.5.

Sesar Garut Selatan (Garsela)

Sesar Garsela membentang dari barat daya-timur laut wilayah Garut yang terdiri dari dua segmen. Sesar ini merupakan sesar aktif, ini dibuktikan dengan gempa-gempa yang terjadi, salah satunya pada tahun 2015 sesar ini menimbulkan ratusan gempa bumi walaupun kekuatannya sangat kecil, tetapi itu menjadi bukti bahwa

Sesar Garsela merupakan sesar yang aktif. Salah satu gempa yang merusak yaitu pada tanggal 18 Juli 2017 dengan M 3.7 yang menimbulkan kerusakan di sekitar wilayah Kamojang, Garut. 

Sesar Cipamingkis

Sesar Cipamingkis berada di wilayah Sukabumi bagian timur, yang berarah barat dayatimur laut. Sesar ini juga merupakan sesar aktif, hal ini dibuktikan dengan aktivitas dari sesar ini pada tahun 2018 merilis puluhan gempa bumi walaupun kekuatannya sangat kecil, hanya tercatat oleh seismograph, tetapi ada beberapa gempa yang dirasakan juga.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Update Gempa Cianjur, Kekuatan M 2,9 Netizen Geger Keheranan!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular