Mau Jadi Raja Baterai, RI Ramal 15 Juta EV Mengaspal di 2030

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
21 November 2022 20:20
Presiden Joko Widodo meluncurkan mobil listrik pertama yang dirakit di Indonesia dalam kunjungan kerjanya ke pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, pada Rabu, 16 Maret 2022. (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Joko Widodo meluncurkan mobil listrik pertama yang dirakit di Indonesia dalam kunjungan kerjanya ke pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, pada Rabu, 16 Maret 2022. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Cita-cita Indonesia menjadi raja baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) semakin dekat. Hal ini sejalan dengan sejumlah proyek komponen baterai EV yang tengah dibangun di RI dan juga didukung oleh "harta karun" nikel yang besar, bahkan RI merupakan pemilik cadangan nikel terbesar di dunia.

Seiring dengan mega proyek ini, Pemerintah Indonesia juga semakin menggencarkan penggunaan kendaraan listrik, baik mobil dan motor listrik.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahkan menyebutkan pemerintah menargetkan peningkatan penggunaan kendaraan listrik secara bertahap, hingga diperkirakan akan meningkat signifikan pada 2030.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebutkan pada 2030 target Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yaitu mobil listrik sebesar 2.197.780 unit. Sedangkan untuk kendaraan listrik roda dua sebesar 13.469.000 unit.

Untuk itu, Arifin membeberkan penghematan Bahan Bakar Minyak (BBM) dapat mencapai sebesar 8,1 juta kilo liter (kl). Selain itu, pengurangan emisi CO2 dapat mencapai sebesar 17,6 juta ton.

"Bila target KBLBB 2030 tercapai yaitu mobil listrik sebesar 2 juta unit dan motor listrik 13 juta unit, akan terjadi penghematan BBM sebesar 8,1 juta KL dan pengurangan emisi CO2 sebesar 17.6 juta ton," ujarnya pada Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (21/11/2022).

Arifin juga menyebutkan bahwa status per 17 November 2022, Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) berjumlah 33.810. Terdapat jenis mobil penumpang dengan jumlah lebih dari 7 ribu unit, sepeda motor dengan jumlah 25.782 unit.

"Sampai dengan 17 November 2022 terdapat KBLBB 33.810 unit dan jumlah sepeda motor yang telah konversi sejumlah 128 unit," ungkapnya.

Adapun jumlah kendaraan roda tiga sebanyak 285 unit, bus dengan total 58 unit, dan mobil barang sebanyak 6 unit.

Progres terbaru mengenai pabrik baterai EV di Indonesia, ternyata ada dua pabrik komponen baterai kendaraan listrik sudah beroperasi di Sulawesi, tepatnya di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah.

CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus mengatakan, dua pabrik katoda baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/ EV) yang telah beroperasi antara lain milik PT Huayue Nickel Cobalt dan PT QMB New Energy Material.

Adapun PT Huayue Nickel Cobalt memiliki kapasitas produksi katoda 70.000 ton nikel kobalt (Ni-Co) per tahun dan PT QMB New Energy Material memiliki kapasitas 50.000 ton nikel sulfida dan nikel kobalt (Ni-Co) per tahun. Dengan demikian, total komponen baterai EV yang sudah beroperasi di IMIP ini mencapai 120.000 ton per tahun.

"Saat ini dah beroperasi juga dua yaitu Huayue dan QMB New Energy Material yang keduanya berkapasitas 120.000 metrik ton nikel-kobalt-mangan," ungkapnya kepada CNBC Indonesia dalam program 'Mining Zone', dikutip Jumat (11/11/2022).

Alex menyebutkan bahwa Presiden RI Joko Widodo berencana akan datang ke Morowali, Sulawesi Tengah untuk peresmian kedua pabrik komponen baterai EV ini.

"Sudah disampaikan bahwa Presiden akan datang ke Morowali untuk meresmikan pabrik dalam pengertian bahwa ini kita sebut pabrik baterai, tapi pada dasarnya ini adalah pabrik yang dibangun untuk menghasilkan katoda untuk baterai mobil listrik," jelasnya.

Perlu diketahui, IMIP memiliki klaster katoda baterai EV yang dibangun oleh empat perusahaan, antara lain:

1. PT Huayue Nickel Cobalt yang memiliki kapasitas produksi 70.000 ton per tahun (Ni-Co).

2. PT QMB New Energy Material dengan kapasitas produksi sebesar 50.000 ton per tahun (Ni Sulfide & Ni-Co).

3. PT Fajar Metal Industry dengan kapasitas 60.000 ton per tahun (Ni Sulfide).

4. PT Teluk Metal Industry dengan kapasitas 60.000 ton per tahun (Ni-Sulfide).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tinggalkan BBM, Jutaan Motor Listrik Bakal Mengaspal di 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular