Jakarta, CNBC Indonesia - Praktisi sektor hulu migas Tumbur Parlindungan optimistis sejumlah perusahaan minyak dan gas bumi (migas) kelas kakap bakal balik lagi ke Indonesia. Setelah beberapa waktu kemarin memutuskan untuk hengkang dari tanah air.
Menurut dia, perusahaan migas kakap hingga kini masih menunggu waktu yang tepat untuk berinvestasi kembali di Indonesia. Mereka menanti perubahan apa saja yang akan dilakukan pemerintah untuk menarik minat para investor.
Oleh sebab itu, Tumbur mendorong agar iklim investasi di Indonesia untuk sektor hulu migas dapat segera diperbaiki. Apalagi melalui gelaran presidensi G20 kemarin bisa menjadi momentum untuk menunjukkan Indonesia sebagai negara yang ramah akan investasi.
"Ini menjadi sinyal positif karena G20 diterima dan dianggap sukses sekali oleh teman-teman G20. Jadi sinyal sinyal positif itu akan membuat mereka melirik kembali ke Indonesia. Tapi saat ini mereka coba alternatif lain yang mempunyai iklim investasi yang bagus dan
resources yang besar ini kondisinya saat ini," kata dia dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (21/11/2022).
Seperti diketahui, sejumlah perusahaan migas kelas kakap satu per satu mulai hengkang dari proyek hulu migas RI. Mulai dari Chevron, Shell, hingga ConocoPhillips.
Tumbur menyebut kondisi tersebut terjadi lantaran adanya persaingan antarnegara dalam menjaring minat investasi di hulu migas. Adapun kemudahan investasi, iklim investasi, rezim fiskal menjadi dasar perusahaan migas kakap untuk bertahan atau pergi dari Indonesia.
"Mungkin mereka berinvestasi di tempat lain yang mungkin
resources-nya lebih besar, atau mungkin memberikan janji yang lebih baik. Tapi Indonesia merupakan salah satu tujuan utama investasi mereka karena Indonesia pernah jadi negara anggota OPEC dan ini kita tinggal berbenah di dalam negeri nya supaya mereka balik lagi ke Indonesia," kata Tumbur.
(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Genjot Produksi Migas 2025, PHR Bor 5 Sumur-Pakai Teknologi EOR