Duh! Subvarian Omicron 'Beranak' Lagi, Namanya BN.1

Rindi Salsabila Putri, CNBC Indonesia
18 November 2022 06:00
Infografis: Mitos vs Fakta Seputar Omicron
Foto: Infografis/Mitos vs Fakta Seputar Omicron/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Belum usai dengan Omicron subvarian XBB yang diduga memicu kembali meningkatnya kasus Covid-19 di beberapa negara, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) kembali menemukan subvarian baru Covid-19, yaitu BN.1.

Dilansir dari Fortune, subvarian tersebut telah ditambahkan ke daftar varian yang dipantau oleh CDC karena hingga Sabtu (12/11/2022), BN.1 telah menyumbang sekitar empat persen dari infeksi di Amerika Serikat (AS).

Selain di AS, Omicron subvarian BN.1 ini juga telah terdeteksi di 30 negara lebih lainnya, di antaranya Inggris, Austria, Jerman, hingga Singapura. Menurut cov-lineages.org, nama panjang varian baru ini adalah B.1.1.529.2.75.5.5.1. Disebutkan, varian baru ini merupakan turunan dari Stealth Omicron atau BA.2 yang memiliki kemampuan 'mengecoh' tes Covid-19 berbasis laboratorium.

Omicron BN.1 yang pertama kali diidentifikasi pada akhir Juli 2022 ini masih belum diketahui secara pasti bagaimana gejalanya. Namun, para ilmuwan menduga subvarian baru ini mampu menyebar dengan sangat cepat bila dibandingkan dengan subvarian atau varian Covid-19 lainnya.

Disebutkan, setiap negara diperkirakan menampung sekitar 15 persen dari hampir 4000 kasus yang diidentifikasi di seluruh dunia. Meskipun baru saja teridentifikasi, BN.1 telah memiliki sembilan varian keturunan yang muncul di Denmark, Jerman, dan Irlandia.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait keberadaan Covid-19 Omicron subvarian BN.1 di Indonesia. Namun, hingga Kamis (17/11/2022), kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah sebanyak 7.822 kasus.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini 4 Kebijakan yang Masih Berlaku Terkait Covid di Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular