Biden Sebar Duit 'Cuma-cuma' Rp 9.351 T di KTT G20, Buat Apa?

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
Rabu, 16/11/2022 10:35 WIB
Foto: Presiden AS Joe Biden (tengah), PM Kanada Justin Trudeau (kiri), dan PM Inggris Rishi Sunak (kanan) (REUTERS/KEVIN LAMARQUE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara maju yang tergabung dalam Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) mengalokasikan dana untuk pembangunan infrastruktur. Dana berupa hibah dan pinjaman sebesar US$ 600 miliar (Rp 9.351 triliun) itu dapat digunakan negara berkembang dan negara miskin hingga lima tahun ke depan.

"Pembangunan infrastruktur perlu memberdayakan masyarakat dan ekonomi setempat agar memiliki rasa kepemilikan yang tinggi. Sehingga negara berkembang lebih tangguh dalam menghadapi tantangan global di masa mendatang," ujar Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) selaku Presidensi G20 Indonesia pada Selasa (15/11/2022).



Sebagai catatan, PGII adalah upaya kolaboratif negara G7 yakni Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada dan Prancis, yang dibentuk pada Juni 2021 saat KTT ke-47 G7 di Inggris.

Alokasi dana tersebut untuk mendukung pembiayaan proyek baru PGII di antaranya Just Energy Transition Partnership (JETP) sebesar US$ 20 miliar bagi Indonesia, Indonesia Millenium Challenge Corporation (MCC) Compact sebesar US$ 698 juta, Trilateral Support for Digital Infrastructure melalui kemitraan Australia dan Jepang untuk proyek digital, mengamankan rantai pasokan mineral kritis di Brazil, pengembangan energi surya di Honduras serta investasi bagi infrastruktur kesehatan bagi India.

Jokowi menekankan, PGII dalam mendukung pembangunan infrastruktur di negara berkembang harus didasarkan pada paradigma kolaborasi. Melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan termasuk swasta dan menghasilkan pembangunan yang berkelanjutan dan mendukung transisi energi.

Kemampuan negara berkembang dan negara miskin untuk membangun infrastruktur di tengah-tengah krisis multidimensional global yang terjadi, menjadi tantangan bagi kebijakan fiskal. Dalam pertemuan kepala negara di Bali, Indonesia cukup intens membawa sejumlah isu untuk mendukung pemulihan ekonomi bagi negara berkembang dan negara miskin. Restrukturisasi utang dan pembangunan infrastruktur bagi negara berkembang dan negara miskin menjadi fokus Indonesia dalam Presidensi G20 2022.

"PGII tidak hanya menanamkan modalnya untuk pembangunan infrastruktur, namun kami juga berinvestasi bagi kapasitas lokal mitra kami," ujar Presiden Komisi Eropa Ursula Gertrud von der Leyen, yang menghadiri pertemuan PGII di sela-sela pertemuan konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 di Bali.



(miq/cha)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tantangan Pendanaan Infrastruktur Kian Nyata Bagi RI