
Bahaya Resesi! Ekonomi Belanda Minus 0,2% di Kuartal III

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan suku bunga akibat melonjaknya inflasi telah berdampak terhadap ekonomi Belanda yang terkontraksi 0,2% pada kuartal III-2022 (quarter-to-quarter/qtq), pertama kali sejak puncak pandemi Covid-19 pada 2020.
Hasil tersebut berada di bawah ekspektasi para ekonom yang meramalkan pertumbuhan 0%. Adapun, pada kuartal sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Belanda mencapai 2,4% qtq.
Berdasarkan data yang dirilis kantor statistik Belanda, Selasa (15/11/2022), kontraksi itu diakibatkan melambatnya konsumsi yang dipengaruhi inflasi dan turunnya permintaan perubahan akibat kenaikan suku bunga. Investasi tercatat turun 1,7% dan konsumsi turun 0,1%.
Sementara itu, secara tahunan (year-on-year/yoy), ekonomi Belanda tumbuh 3,1%, melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 5,1% yoy.
Sebelumnya, dewan penasihat ekonomi Belanda menyatakan pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan turun menjadi 1,5% tahun depan dari perkiraan 4,6% pada 2022. Biaya energi yang melambung dan krisis biaya hidup menjadi penyebab utamanya.
Berbanding terbalik dengan Belanda, Polandia yang juga merilis data ekonomi kuartal III-2022 mencetak hasil positif dengan pertumbuhan 0,9% qtq, berbalik dari kontraksi 2,3% qtq pada kuartal sebelumnya.
Adapun, secara yoy, pertumbuhan ekonomi Polandia tercatat sebesar 3,5% pada kuartal III-2022, melambat dari kuartal sebelumnya sebesar 5,8% yoy.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Disebut Aman dari Resesi, Nasib Ekonomi RI Seperti Apa Ya?