RI-Australia Kawin, Bisa Jadi 'Sultan' Baterai Listrik Dunia

News - pgr, CNBC Indonesia
15 November 2022 11:50
Pengunjung memasuki area pameran kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dipamerkan di Art Bali, Bali Collection, Nusa Dua Bali, mulai Jumat (11/11/2022) hingga Rabu (16/11/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Pengunjung memasuki area pameran kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dipamerkan di Art Bali, Bali Collection, Nusa Dua Bali, mulai Jumat (11/11/2022) hingga Rabu (16/11/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Joko Widodo di hadapan para pimpinan pengusaha Global pada B20 Summit Indonesia 2022, di Bali, Senin lalu (14/11/2022) mengajak Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese untuk ikut berinvestasi di Indonesia.

Investasi yang diajukan berkenaan dengan pengembangan ekosistem pabrik baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).

Seperti yang diketahui saat ini Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, di mana nikel menjadi salah satu bahan baku dalam pengembangan baterai listrik. Namun, baterai listrik tidak akan berjalan apabila bahan baku lainnya seperti Lithium tidak ada.

Nah, Australia diketahui memiliki cadangan Lithium yang juga berlimpah. Karena Indonesia tidak memiliki Lithium, makanya Presiden Jokowi mengajak Australia untuk bersedia melakukan investasi pengembangan baterai kendaraan listrik tersebut. "Saya hanya menawarkan kepada Prime Minister Anthony, di Australia ada lithium, kita punya nikel, kalau digabung itu sudah jadi baterai mobil listrik," ungkap Jokowi.

"Tapi saya minta kepada Perdana Menteri Albanese untuk lithiumnya bisa dibawa ke Indonesia saja, kita bersama-sama melakukan hilirisasi di Indonesia," ucapnya.

Presiden mengatakan, Pemerintah Indonesia serius untuk melakukan hilirisasi pertambangan, sehingga ke depannya akan menghentikan ekspor mineral mentah. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan nilai tambah dari sektor pertambangan.

"Barang-barang mentah yang kita miliki memang harus kita stop untuk mendapatkan nilai tambah dalam negeri, baik yang berkaitan dengan pendapatan, baik untuk negara, baik yang berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja dan sudah kita mulai dengan nikel dalam rangka membangun sebuah ekosistem besar EV battery, baterai listrik untuk mobil listrik," tuturnya.

Cadangan nikel RI memang yang terbesar di dunia, data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020 dalam booklet bertajuk "Peluang Investasi Nikel Indonesia" menyebutkan cadangan logam nikel yang dimiliki RI sebesar 72 juta ton Ni (nikel).

Jumlah ini merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni. Data tersebut merupakan hasil olahan data dari USGS Januari 2020 dan Badan Geologi 2019.

Adapun cadangan bijih nikel mencapai 3,65 miliar ton untuk kadar 1%-2,5%, dimana cadangan bijih nikel dengan kadar kurang dari 1,7% sebanyak 1,89 miliar ton dan bijih nikel dengan kadar di atas 1,7% sebesar 1,76 miliar ton.

Nikel memiliki banyak kegunaan mulai dari bahan baku pembuatan baterai untuk kendaraan listrik hingga bahan baku kendaraan listrik itu sendiri, sehingga RI menjadi incaran asing karena kekayaan sumber daya alam nikel ini.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Momok yang Ditakutkan Pak Jokowi Masih Mengancam Hingga 2023


(pgr/pgr)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading