Wawancara Eksklusif

Ngeri! Ramalan Sri Mulyani, Covid Bukan yang Terakhir

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
14 November 2022 10:15
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Acara Press Conference - 4th Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Acara Press Conference - 4th Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Badung, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 bukan yang terakhir. Oleh karena itu, semua negara, termasuk Indonesia harus bersiap.

Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV di sela-sela perhelatan G20 di Movenpick, Bali.

Menurut Sri Mulyani, kesiapan dan respons menghadapi pandemi selanjutnya tidak bisa dilakukan Indonesia sendiri. Oleh karena itu, Indonesia sebagai pemegang mandat G20 melanjutkan pembahasan Financing Intermediary Facility (FIF) yang kini dinamakan pandemic fund.

"Terhadap pandemi ini perlu didukung oleh banyak lembaga maupun negara-negara dan ini yang akan terus dibangun, governance-nya dan arsitektur keuangan dunia supaya kita bisa menyempurnakan kesiapan dan respons dunia apabila pandemi terjadi. Karena pandemi Covid ini tidak akan yang terakhir, akan kemungkinan terjadi siklus pandemi ke depan," papar Sri Mulyani.

Hingga saat ini pembentukan pandemic fund telah menarik kontribusi dari 20 negara baik G20 dan non-G20 seperti Singapura, serta 3 lembaga filantropi dunia. Lembaga filantropi tersebut a.l. Wellcome Trust, Bill & Mellinda Gates Foundation dan Rockefeller.

Sri Mulyani menuturkan kebutuhan dunia untuk mengatasi dan merespons mencapai US$ 31,1 miliar. Angka ini berdasarkan riset dari Bank Dunia. Dunia telah memiliki US$ 26 miliar. Gap kebutuhan dana pandemi kurang lebih US$ 10 miliar salah satunya diisi oleh Pandemic Fund yang saat ini telah mencapai US$ 1,4 miliar.

Co-chair Pandemic Fund M. Chatib Basri menjelaskan Pandemic Fund dibentuk oleh G20 sebagai antisipasi jika terjadi pandemi lagi di masa depan. Pandemic Fund sejak dibentuk 8-9 September 2022 lalu sampai saat ini telah berhasil menghimpun dana US$1.4 miliar dari 24 donor, baik negara dan lembaga.

"Dana ini akan diberikan untuk investasi dalam bidang kesehatan di negara berpendapatan rendah dan menengah," ujarnya.

"Setiap sen dana yang diinvestasikan ini akan menyelamatkan nyawa dan juga biaya kesehatan di masa depan.Kesehatan adalah investasi. Kita belajar bagaimana ekonomi lumpuh ketika sistem kesehatan lumpuh," tambah Chatib dikutip dari Instagram @chatibbasri.

Sebagai catatan, Pandemic Fund berbentuk grant. Selain itu, negara berkembang dan negara miskin akan diberikan prioritas.

Chatib menuturkan call for papers atau proposal Pandemic Fund akan dibuka pada akhir tahun atau tahun depan.


(haa/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prinsip 'Bali Compact' Diharapkan Masuk Deklarasi KTT Bali

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular