
Pandemic Fund, 'Juru Selamat' Manusia dari Krisis Kesehatan

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin buka-bukaan perihal urgensi Pandemic Fund yang akan diresmikan Presiden Indonesia Joko Widodo jelang puncak KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022). Menurut BGS, sapaan akrab Budi Gunadi Sadikin, pandemi global memiliki dampak dari sisi ekonomi yang sangat besar.
Dia mencontohkan, pandemi SARS 2003 yang dampak ekonominya mencapai US$ 50 miliar. Dan yang paling besar, lanjut BGS, adalah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.
"Jadi ini adalah alasan kenapa G20 yang dimulai pada tahun 2008 yang awalnya mandatnya itu sepenuhnya adalah permasalahan ekonomi, sekarang juga memperhatikan permasalahan kesehatan," ujarnya.
"Alasannya adalah krisis-krisis kesehatan membawa dampak ekonomi yang sangat signifikan secara global. Dan hal ini juga bisa berdampak pada kemungkinan adanya krisis ekonomi. Dan sama seperti krisis ekonomi, krisis kesehatan juga akan berdampak signifikan kepada hal lainnya," lanjutnya.
Selain itu, eks wakil menteri BUMN itu mengatakan kalau belakangan mulai terjadi krisis kesehatan skala kecil namun dengan frekuensi yang lebih sering. Sebagai contoh adalah cacar monyet dan ebola.
Lebih lanjut, BGS menuturkan kalau arsitektur kesehatan global tidak secanggih arsitektur keuangan global. Di mana arsitektur keuangan global memiliki organisasi internasional maupun organisasi lain yang mempunyai mandat dan tata kelola yang jelas.
Oleh karena itu, BGS mengatakan kalau arsitektur kesehatan global harus mereplikasi arsitektur keuangan global. Oleh karena itu, negara-negara anggota G20 memutuskan untuk membuat Joint Finance-Health Task Force.
"Sehingga kita bisa menginstitusionalisasikan dan mereplikasi apa yang sudah ada dalam arsitektur keuangan global ke arsitektur kesehatan global. Dan Indonesia berperan dalam hal ini. IMF dan Bank Dunia didirikan setelah Perang Dunia II dan kedua organisasi tersebut memainkan peran penting untuk melindungi diri dari krisis ekonomi global," kata BGS.
"Di sini, Indonesia ingin mereplikasi sistem tersebut dengan membuat Pandemic Fund yang bisa memainkan peran penting sebagai salah satu pilar penting dalam arsitektur kesehatan global. Dan kami juga menganggap atau melihat bahwa hal ini bisa melindungi umat manusia dan masa depan kita dari krisis kesehatan global di masa depan," lanjutnya.
BGS mejelaskan, Pandemic Fund sudah dibuat dan didukung oleh banyak negara. Dia berharap di masa depan akan lebih banyak lagi dukungan, termasuk dana, yang diperoleh Pandemic Fund.
Indonesia, lanjut BGS, mengambil peran kepemimpinan, dalam hal ini ada perwakilan dalam Dewan Pengelola Pandemic Fund, yaitu ekonom senior yang juga eks menteri keuangan Chatib Basri. Saat ini, kata dia, negara-negara anggota G20 akan memikirkan penggunaan dana tersebut.
"Di mana kita mempersiapkan infrastruktur kesehatan global di setiap negara dan juga mempersiapkan jika apa yang kita perlu persiapkan ketika krisis yang sama terjadi dan bagaimana caranya kita bisa melakukan under risking sebelum ada institusi keuangan yang bisa menanggapi hal tersebut," ujar BGS.
"Jadi ini yang ingin saya sampaikan pada hari ini antara keterhubungan atau alasan mengapa kita menggabungkan atau bekerja sama antara kesehatan dan keuangan dan mengapa kita membuat Pandemic Fund. Karena kita ingin mereplikasi apa yang sudah ada di arsitektur keuangan global dan bagaimana dana tersebut bisa dipergunakan untuk krisis di masa depan," lanjutnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negara G20 Bikin 'Dana Patungan', Jaga-jaga Pandemi Terulang
