Hii! Bukan Manusia, Ini Penampakan Mahkluk Penghuni Antartika

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
12 November 2022 10:45
In this handout photo provided by British Antarctic Survey, field guide Andy Hood is seen at the Brunt ice shelf in Antarctica in January 2020. Antarctica remains the only continent without COVID-19 and now in Sept. 2020, as nearly 1,000 scientists and others who wintered over on the ice are seeing the sun for the first time in months, a global effort wants to make sure incoming colleagues don't bring the virus with them. (Robert Taylor/British Antarctic Survey via AP)
Foto: Benua Antartika (AP/Robert Taylor)

Jakarta CNBC Indonesia - Beredar isu makhluk asing yang melegenda menghuni belahan bumi benua Antartika. Kabarnya, makhluk misterius bernama Ningen diketahui menampakkan diri di Antartika.

Bahkan Ningen memiliki postur seperti manusia raksasa dan berwarna putih mirip dengan sosok Yeti yang diyakini tinggal di daerah bersalju.

Berdasarkan seorang pelaut yang melihat sosok tersebut, Ningen memiliki tinggi hingga mencapai 30 meter dan diduga dibuat oleh manusia. Namun, ternyata kehadiran makhluk tersebut sudah muncul pada Februari 1992 lalu.

Penemuan Ningen saat sebuah kapal nelayan Cili tiba di perairan Selat Drake, ujung selatan Argentina yang dekat dengan ujung sebelah utara benua Antartika.

Pada saat itu, seorang pelaut muda tengah merokok di geladak sisi kiri kapal. Ia pun kemudian memperhatikan ada awan bayangan gelap di bawah air yang mendekat ke permukaan dan pelaut tersebut mencondongkan tubuhnya untuk mencari tahu.

Objek itu kemudian dengan cepat berenang ke arah kapal. Setelah semakin dekat diketahui bagian yang terkena permukaan air memiliki kulit putih dengan dua kaki depan atau sirip yang kuat serta kuat bergoyang dengan cepat. Ada juga kepala yang persis dengan wajah manusia.

Ningen (Tangkapan Layar/Ist)Foto: Ningen (Tangkapan Layar/Ist)

Pelaut itu berteriak ketakutan menyebutkan 'monster laut' dan makhluk itu dengan cepat kembali menyelam ke lautan Antartika. Namun anggota kru lain tak percaya dengan pengakuan pelaut muda tersebut.

Beberapa tahun setelahnya, tepatnya pada 2022 tim ekspedisi Jepang harus tinggal di perkemahan di Antartika untuk merekam data yang dikumpulkan.

Sesaat setelah cuaca kian larut, angin dan salju makin kencang, orang-orang merasa getaran hebat pada lapisan es di bagian bawah kaki mereka seperti raksasa yang berjalan mendekat.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ancaman Bumi Selain Covid Makin Ngeri, Ini Bukti Terbarunya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular