Bahlil Ungkap RI Punya 'Harta Karun' yang Tak Dimiliki ASEAN

News - Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
11 November 2022 11:45
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahaladia dalam acara Indonesia Net Zero Summit 2022 : Decarbonization at All Cost. (Tangkapan Layar via Youtube Kadin Indonesia) Foto: Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahaladia dalam acara Indonesia Net Zero Summit 2022 : Decarbonization at All Cost. (Tangkapan Layar via Youtube Kadin Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Investasi atau Kepala Badan Kordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 'harta karun' atau dalam hal ini kekayaan sumber daya alam yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh negara-negara Asia Tenggara (Asean).

Sumber daya alam itu berupa hasil pertambangan mineral hingga energi baru dan terbarukan (EBT) dengan kapasitas yang besar. Hal itu disampaikan Menteri Bahlil dalam Event B-20 Indonesia Net Zero Summit 2022: Decarbonization at All Cost.

Menteri Bahlil menyebutkan bahwa untuk sektor pertambangan seperti nikel, saat ini Indonesia sedang fokus melakukan hilirisasi untuk mendorong ekosistem baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Hal ini, kata Bahlil, menjadi penting tatkala Indonesia menjadi kontribusi global dalam meninggalkan energi fosil. "Kami punya sumber daya yang luar biasa karena kami punya mangan, cobalt, nikel, yang gak punya lithium. Maka itu perlunya untuk kolaborasi," ungkap Bahlil.

Oleh karena sumber daya yang ada, Bahlil menyebutkan bahwa Indonesia akan menguasai pasar Asia Tenggara, terlebih populasi Indonesia di Asia Tenggara mencapai 43%. "Jadi sumber daya alam kami juga lebih besar dibandingkan Asia Tenggara yang lain. Jadi atas nama Asia Tenggara lebih pantas disandang Indonesia bukan negara lain," ungkap dia.

Terlebih lagi, Indonesia saat ini memiliki sumber daya hijau atau EBT yang besar, seperti contoh misalnya adalah pembangkit listrik tenaga angin, matahari, panas bumi.

"PLTA di Kayan sekitar 12.000 MW yang sudah dibangun industri hijau terbesar dunia, di Papua 23.000 MW yaitu di Membramo, kami juga memiliki wilayah eks minyak dan gas untuk menangkap carbon capture ke tanah. cukup luar biasa, ini gak dimiliki di Asia Tenggara," tanda Bahlil.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Bangga! RI Negara ASEAN Pertama yang Produksi Baterai Cell


(pgr/pgr)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading