Kasus Covid-RI 'Meledak' Tembus 6.000 Bukan Karena XBB
Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam beberapa waktu terakhir, kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan seiring juga dengan penyebaran kasus XBB di dalam negeri. Namun menurut Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito, varian tersebut bukan jadi pemicu utama kenaikan kasus.
"Untuk kasus-kasus dengan varian baru di Indonesia. Belum bisa dikatakan varian baru ini menjadi pemicu utama tren peningkatan ini. Untuk itu jangan menunggu penyebab pasti kenaikan kasus, perlu berfokus langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan," kata Wiku dalam keterangan pers, Kamis (10/11/2022).
Dia menjelaskan per 28 Oktober 2022 lalu, kasus XBB di Indonesia sendiri sudah menapai 12 kasus. Pemerintah juga terus melakukan sero survey dan genome sequence.
Selain adanya varian tersebut, aktivitas sosial ekonomi ditambah pelaksana protokol kesehatan yang rendah jadi alasan adanya peningkatan kasus Covid-19.
"Sudah kembalinya aktivitas sosial ekonomi seperti sedia kala, namun dengan prokes (protokol kesehatan) yang rendah menjadi pemicu utama kembali meningkatnya kasus," ungkapnya.
Wiku menjelaskan, mobilitas penduduk terdata naik 29% pada tempat-tempat umum seperti tempat rekreasi, berbelanja, dan juga perkantoran.
Wiku menjelaskan kasus positif, aktif dan kematian meningkat dua kali lipat. Misalnya kasus positif masuk ke angka 30 ribu kasus dalam satu minggu terakhir berbanding dengan 12-19 ribu kasus pada 6 minggu lalu.
Pada kasus aktif yang sebelumnya 17-24 ribu kasus aktif melonjak menjadi 37 ribu kasus. Kematian juga mengalami peningkatan dari 70-160 orang minggu-minggu sebelumnya menjadi 232 kematian.
"Positivity rate 6 November 16%, lebih tinggi 6 minggu sebelumnya 5%. Karena orang melakukan testing Covid yang bergejala dan bukan orang sehat. Jadi tingkat positive nya lebih tinggi. Jumlah testing mingguan 60-70% dari target WHO," jelas Wiku.
(npb/npb)