Produksi Minyak Pertamina Meleset Dari Target, Ini Alasannya

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 10/11/2022 10:55 WIB
Foto: dok PT Pertamina Hulu Energi

Jakarta, CNBC Indonesia - Subholding Upstream Pertamina yakni PT Pertamina Hulu Energi (PHE) memproyeksikan realisasi produksi minyak dan gas (migas) hingga akhir tahun tidak akan mencapai target yang ditetapkan.

Setidaknya hingga Desember 2022 nanti, target produksi migas hanya akan berada di sekitar 808 ribu barel setara minyak (mboepd).

Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE), Wiko Migantoro memaparkan target produksi migas perusahaan tahun ini dipatok sebesar 854 ribu mboepd. Terdiri dari produksi minyak sebesar 446 ribu bph dan produksi gas sebesar 2.363 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).


Meski begitu, terdapat tantangan berupa penurunan produksi secara alamiah atau natural decline. Bahkan apabila perusahaan tidak melakukan sesuatu maka produksi eksisting untuk minyak dari tahun lalu akan turun secara alamiah sebesar 20%.

Namun setelah dilakukan berbagai upaya lebih lanjut, maka penurunan produksi alamiah atau natural decline dapat dipertahankan hanya menjadi sebesar 1,2% per tahun.

"Hingga September 2022, realisasi produksi minyak adalah sebesar 418 ribu bph atau naik 20% dari realisasi 2021. Realisasi produksi gas sebesar 2216 MMscfd kurang 1% dari realisasi 2021, dan diprognosakan di akhir Desember produksi migas PHE akan sebesar 808 ribu mboepd," kata dia dalam RDP bersama Komisi VII, Rabu (9/11/2022).

Sementara itu, di tahun depan, Wiko mengatakan PHE bakal lebih masif dalam menggenjot kegiatan di sektor hulu migas. Bahkan perusahaan mengusulkan alokasi anggaran untuk sektor hulu sebesar US$ 4,1 miliar atau Rp 64,26 triliun (asumsi kurs Rp 15.675 per US$).

Menurut dia dalam menghadapi 2023 mendatang, perusahaan bakal menganggarkan dana untuk kegiatan di sektor hulu migas yang cukup besar. Hal ini dilakukan mengingat kondisi beberapa lapangan yang dioperasikan perusahaan sudah cukup berumur.

Sehingga perlu upaya-upaya ekstra untuk mempertahankan produksi atau meningkatkan produksi. Beberapa diantaranya yakni melalui kegiatan pengeboran sumur pengembangan dan sumur baru.

"Semua kami programkan. Terbukti dengan kita sudah anggarkan yang cukup besar untuk di tahun 2023. Kita (usulan) di sekitar US$ 4,1 miliar untuk pengembangan di hulu," ujarnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina NRE Akuisisi 20% Saham Perusahaan EBT Filipina