Garap Harta Karun Ini, Anak Buah Menperin Rayu Investor AS

News - Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
09 November 2022 16:55
Ilustrasi Chip Komputer (Photo by Jeremy Waterhouse from Pexels) Foto: Ilustrasi (Photo by Jeremy Waterhouse from Pexels)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier mengungkapkan, investor asal Amerika Serikat (AS) tengah menjajaki potensi investasi di Indonesia. Tepatnya, untuk membangun industri chip semikonduktor.

Menurut Taufiek, minat itu didasari kandungan kekayaan alam Indonesia, yaitu pasir silika.

Pasir silika salah satu kekayaan alam Indonesia. Kemenperin menyebutkan, bahan galian tambang ini bisa bermanfaat diantaranya untuk pengecoran logam, industri kaca dan gelas. Juga untuk produksi sel dan modul surya.

"Kami ke Amerika Serikat, bangun diskusi. Indonesia banyak pasir silika sebagai bahan untuk mencetak semi konduktor. Itu yang kita purpose," kata Taufiek usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (9/11/2022).

Rencananya, kata dia, RI akan membangun design center untuk pembuatan semikonduktor hingga pabrik pembuatan. Dengan bantuan United States - Indonesia Society (Usindo).

"Diekeskusi lengkap dengan Usindo untuk mem-follow up project kita untuk kita harus punya satu desain center untuk semi konduktor kedua bisa membuat factory-nya. foundry itu investasi mahal tapi kalau driming itu bisa. ," katanya.

Taufiek menjelaskan, mata rantai pembuatan semi konduktor cukup panjang. Mulai dari proses desain, wafer, foundry atau fabrikasi alat semikonduktor, hingga testing dan assembling.

Saat ini Indonesia baru akan memiliki pada proses testing dan assembling milik PT Infineon Technologies di Batam. Merupakan perusahaan industri asal Jerman, yang telah beroperasi sejak 6 Maret 1996.

Namun realisasi kepastian pembangunan design center dan pabrik belum bisa dipastikan kapan dan siapa investornya,.

Menurut Taufiek, AS tertarik masuk ke Indonesia berinvestasi di bidang ini.

"Diskusi arah itu di Indo Pacific Economic Framework, Kita masuk di situ, mereka tertarik karena selama ini belum ada info cukup. Mereka nanti akan follow up, mudah-mudahan dalam waktu dekat," katanya.

Saat ini suplai komponen semikonduktor dikuasai oleh Taiwan dan Korea Selatan. Dan tengah terkendala geopolitik.

"Suplai semikonduktor lambat sehingga mobil listrik tadi terhambat juga. Tapi untuk semikonduktor yang tidak terlalu canggih dan rumit itu ada. Mobil listrik yang canggih kan itu yang suplainya terhambat," pungkas dia.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

AS Batasi Ekspor Chip, China Terancam


(dce)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading