
Bukan Hulu Migas, Pertamina Ajak Chevron Berbisnis Ini di RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Amerika Serikat (AS) yakni Chevron berencana untuk mengembangkan proyek green hydrogen di Indonesia. Hal itu diungkapkan langsung oleh Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina Power Indonesia Fadli Rahman, Selasa (8/11/2022).
Ia mengatakan, saat ini PT Pertamina (Persero) tengah melakukan penjajakan kerja sama dengan Chevron untuk pengembangan produk turunan panas bumi. Diantaranya yakni seperti green hydrogen dan green amonia.
Bahkan kedua perusahaan juga tengah melakukan joint study untuk melihat potensi pengembangan panas bumi di WKP di area Sumatera. Tidak hanya dengan Chevron, Pertamina juga bakal menggandeng Keppel Energy perusahaan yang berbasis di Singapura untuk proyek ini.
"Ke depan kita akan kerja sama dengan Keppel Energy dari Singapura dan juga dengan Chevron untuk pengembangan green hydrogen dan green amonia dari panas bumi cukup banyak memang," kata dia di Gedung Kementerian BUMN, Selasa (8/11/2022).
Selain dengan kedua perusahaan tersebut, Pertamina juga bakal menggandeng beberapa perusahaan energi dalam bentuk konsorsium untuk pengembangan green hydrogen dan green amonia di wilayah kerja panas bumi lainnya.
Perusahaan-perusahaan tersebut diantaranya yakni Tokyo Electric Power Company (TEPCO), Sembcorp Industries, IGNIS Energy Holdings, dan Mitsubishi Corporation. Adapun dari beberapa proyek pengembangan green hydrogen, salah satu yang cukup adalah proyek green hydrogen di WKP Ulubelu yang berpartner dengan TEPCO perusahaan asal Jepang.
"Ulubelu progresnya cukup luar biasa puluhan juta dolar sudah kita dapatkan untuk memastikan kita tidak masuk hanya dalam tahap feasible study tetapi pilot dan komersial ini kita dorong untuk pengembangan beyond dari geothermalnya dan juga green hydrogen dan amonia nya," kata Fadli.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menargetkan produksi pertama bahan bakar green hydrogen atau hidrogen hijau wilayah kerja panas bumi (WKP) Ulubelu dapat dimulai pada 2023. Adapun produksinya ditargetkan dapat mencapai 100 kilogram per hari.
Vice President Business Planning & Portfolio PT Pertamina Power Indonesia, Fuadi Arif Nasution membeberkan proyek percontohan hidrogen hijau yang sedang dikembangkan di daerah Ulubelu dengan target produksi 100 kilogram per hari masih berlangsung.
"Estimasinya sekitar 100 kg/hari, targetnya 2023," ujar Fuadi dalam diskusi Mereguk Peluang Bisnis Transisi Energi Bersih, Rabu (3/8/2022).
Menurut dia, saat ini Pertamina tengah mengurus proses izin lingkungan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dimana perusahaan fokus dalam proses revisi analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) yang menjadi salah satu syarat.
"Teknologi yang digunakan ada. Kita sudah memiliki off taker yakni RU Plaju. Tapi saat ini kita fokus pada revisi amdal untuk perizinan makanya ini belum onstream ini, doakan segera bisa launching," kata dia.
Meski begitu, Fuad belum dapat membeberkan besaran investasi yang harus dikeluarkan Pertamina untuk proyek percontohan tersebut. Namun yang pasti investasi untuk green hydrogen cukup besar. "Ini adalah lebih ke arah pilot project untuk memahami prosesnya. Detail rencana investasi belum bisa kami sebutkan karena menjadi dapur kami," ujarnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PNRE Gandeng Chevron & Keppel Kembangkan Green Hydrogen