
PLN Ungkap Dampak Positif Penggunaan Biomassa di PLTU

Jakarta, CNBC Indonesia- PT PLN (Persero) mulai mempensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) secara bertahap sebagai upaya mengurangi penggunaan energi fosil. Dalam masa transisi energi, PLN menggunakan teknologi co-firing di PLTU untuk menekan penggunaan batu bara.
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi menjelaskan PLN telah mengimplementasikan teknologi co-firing di 33 PLTU. Sedangkan pada dua sampai tiga tahun mendatang, PLN akan menambah lagi teknologi co-firing ini di 48 PLTU.
Evy menuturkan, teknologi co-firing ini dilakukan PLN tak sekedar mengurangi emisi. Melalui pemberdayaan masyarakat, teknologi co-firing juga mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam penanaman tanaman biomassa.
Bahkan, terdapat pengelolaan sampah rumah tangga wilayahnya untuk dijadikan pelet sebagai bahan bakuco-firing. Sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
"Hingga saat ini, PLN sudah bisa memproduksi 653 GWh energi bersih yang dihasilkan dari biomassa, sehingga melalui teknologi ini PLN mampu mereduksi emisi karbon hingga 656 ribu ton CO2," ujar Evy dalam keterangan tertulis, Senin (7/11/2022).
Dia menjelaskan dalam satu tahun, PLN membutuhkan 10 juta ton biomassa untuk bisa mengimplementasikan teknologi ini di PLTU. Jumlah ini setara dengan 12% komposisi biomassa pada satu PLTU.
"Harapannya, dengan langkah ini PLN bisa menurunkan emisi karbon hingga 1,1 juta ton CO2 per tahun," ungkap dia.
Lebih lanjut, tantangan ke depan kata Evy adalah memastikan pasokan biomassa untuk teknologi co-firing dapat tercukupi. Untuk bisa mengamankan pasokan sejauh ini PLN telah mengantongi kesepakatan kerja sama dengan tiga BUMN, yaitu PT Perhutani, PT Perkebunan Nusantara, dan PT Sang Hyang Seri.
"Kami juga bekerja sama dengan seluruh pemerintah daerah untuk bisa mengolah sampah kota untuk menjadi jumputan sehingga bisa menjadi bahan baku biomassa," ujar Evy.
Pemerintah pun mendukung rencana PLN. Deputi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendarti menjelaskan langkah yang dilakukan PLN sejalan dengan tujuan mengurangi emisi karbon.
Nani menjelaskan untuk bisa mengembangkan teknologi ini, pemerintah Indonesia mendorong pengembangan hutan energi dengan memanfaatkan lahan idle untuk bisa ditanam tanaman energi. Selain itu, pemerintah juga mendorong stakeholder daerah untuk bisa mengelola sampah kota menjadi biomassa dan memasok ke PLN.
"Tantangan ke depan adalah memastikan pasokan biomassa ini cukup untuk PLTU PLN. Saat ini kami sedang berkoordinasi lintas kementerian untuk bisa membuat aturan maupun payung hukum sehingga skema ini berjalan dengan baik dan dengan bahan baku yang ekonomis," pungkas Nani.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bahan Ini Bisa Jadi Tumpuan Transisi Energi di PLTU