Ini Dia Jurus Menteri Jokowi Rem Efek Badai Krisis Global

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
07 November 2022 18:20
Petugas membersihkan meja makanan di Restoran di Kawasan Benhil, Jakarta, Selasa 6/4. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta ingin pemerintah meningkatkan kapasitas jumlah pengunjung yang bisa makan di tempat alias dine in di tempat makan menjadi 75 persen saat masa buka bersama (bukber) puasa sepanjang Ramadan. Saat ini, kapasitas pengunjung dine in hanya boleh 50 persen. Kebijakan ini diterapkan karena pemerintah masih melangsungkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. Terkait hal ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Gumilar Ekalaya mengatakan belum ada perubahan aturan terkait kapasitas jam operasional restoran saat momen buka puasa bersama seperti dikutip CNN Indonesia. Namun, pemerintah tetap membuka masukan dari pengusaha. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Gumilar Ekalaya juga mengatakan pihaknya tidak melarang pelaksanaan kegiatan buka puasa bersama (bukber) di restoran atau rumah makan di masa pandemi Covid-19. Menurut Gumilar, waktu pelaksanaan kegiatan bukber tidak melanggar ketentuan dalam PPKM Mikro. Meski tidak melarang, Gumilar mengingatkan kegiatan buka bersama harus tetap menerapkan protokol kesehatan. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Restoran. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, akan melakukan berbagai upaya untuk menekan efek domino perlambatan global terhadap sektor manufaktur RI. Dia mengaku, telah mengajak pelaku industri untuk merancang langkah mitigasi yang dibutuhkan.

Hal itu disampaikan saat konferensi pers secara virtual terkait Konferensi Pers Capaian Pertumbuhan Ekonomi Triwulan ke-3. Yang digelar bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Indah Anggoro Putri, Senin (7/11/2022).

Agus menuturkan, industri nonmigas nasional pada kuartal-III tahun 2022 cetak pertumbuhan lebih tinggi, yaitu 4,88% secara tahunan (year on year/ yoy). Dibandingkan kuartal-II tahun 2022 yang tercatat tumbuh 4,33%.

Jika diklasifikasikan berdasarkan pertumbuhan, kata dia, sektor manufaktur nasional saat ini terbagi ke kelompok dengan pertumbuhan tinggi, melambat, dan justru minus.

"Industri yang tumbuh tapi melambat dibandingkan kuartal sebelumnya, seperti industri makanan dan minuman. Tumbuh tapi belum sesuai harapan. Karena, pra-Covid sektor ini tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional," kata Agus.

"Ini yang akan kita kembalikan," ujarnya.

Penyebab melambatnya pertumbuhan, kata dia, diantaranya akibat penurunan permintaan di luar negeri.

"Juga input cukup tinggi karena berkaitan bahan baku, baik itu ketersediaan maupun harga. Salah satunya berkaitan dengan menguatnya dolar," kata Agus.

Sedangkan, untuk industri yang minus, kata dia, adalah industri kimia dan farmasi, bahan galian nonlogam, juga furnitur.

"Sama dengan klaster sebelumnya (kelompok industri yang melambat), salah satunya terkait pelemahan pasar, khususnya Eropa. Dan tingginya bahan baku," jelas Agus.

Untuk itu, dia mengungkapkan, akan mencari pasar global baru, sebagai salah satu upaya mitigasi menekan laju perlambatan.

"Kami akan membuka akses ke Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah, dan Asia. Juga, peningkatan pasar di dalam negeri, memperkuat promosi dan kerja sama lintas sektoral agar P3DN semakin tumbuh," papar Agus.

Selain itu, kata dia, dengan penguatan daya saing industri melalui kemudahan bahan baku, hingga relaksasi fiskal.

"Juga dengan lartas (larangan terbatas) dan instrumen lainnya," tegas Agus.

Di sisi lain, Agus mengatakan, sejumlah sektor melaporkan pertumbuhan yang lebih baik, seperti industri alat angkut, mesin dan perlengkapan, serta elektronik.

"Ini karena ada kebijakan yang diambil pemerintah. Seperti meningkatkan permintaan domestik, relaksasi PPnBM. Dampaknya laur biasa ke market," kata Agus.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut: Sakit Jiwa Samakan Indonesia Dengan Sri Lanka!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular