Internasional

Kaki Tangan Biden Diam-Diam Bertemu Pejabat Rusia, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 07/11/2022 12:30 WIB
Foto: lustrasi bendera Rusia - Amerika Serikat. AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan mengadakan pembicaraan yang dirahasiakan dengan para pejabat tinggi Rusia. Hal ini diadakan untuk mengurangi risiko perang di Ukraina meluas atau meningkat menjadi konflik nuklir.

Dalam sebuah laporan yang dituliskan Wall Street Journal, Minggu (7/11/2022), Sullivan mengadakan percakapan rahasia dalam beberapa bulan terakhir dengan ajudan Kremlin Yuri Ushakov dan sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev.

Meski begitu, tidak ada komentar dan juga keterangan yang jelas terkait isi pembicaraan itu secara rinci. Gedung Putih juga tidak menanggapi laporan ini.


"Orang-orang mengklaim banyak hal," papar Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson dikutip Reuters.

Pembicaraan itu sendiri terjadi tatkala hubungan dua negara besar ini sedang dalam ketegangan yang memuncak terkait Ukraina. Washington menuduh Moskow telah meningkatkan retorika perang nuklir dengan pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang sempat menyiagakan senjata berbahayanya itu.

Di sisi lain, Rusia juga melontarkan tuduhan terkait nuklir kepada Ukraina yang disokong AS. Terbaru, Moskow menuding Kyiv berencana untuk menggunakan bom kotor meski tidak ada dasar yang pasti terkait hal itu.

Sementara itu, pejabat AS juga dilaporkan telah meminta Pemerintah Ukraina untuk kembali mengadakan dialog dengan pihak Rusia. Hal ini dikarenakan pernyataan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya yang tidak ingin bernegosiasi dengan Moskow bila masih dipimpin Presiden Vladimir Putin.

Perang Rusia-Ukraina sendiri telah berjalan selama 8 bulan sejak dimulai pada 24 Februari 2022 lalu. AS pun telah menggelontorkan bantuan hingga triliunan rupiah untuk membantu Ukraina yang digempur oleh pasukan kiriman Putin.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AS-Rusia Pimpin Nuklir Dunia, Asia Mulai Ngebut