
AS Sebut Perang Ukraina 'Pemanasan', Ini Dia Musuh Sebenarnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Pimpinan militer Amerika Serikat menyebut perang Ukraina dengan Rusia bukan konflik terbesar yang dilihat AS. Dia pun memperingatkan konflik global yang lebih besar.
"Krisis di Ukraina yang kita alami sekarang hanyalah pemanasan," kata Komandan Komando Strategis AS (Stratcom) Laksamana Laut Charles A. Richard, mengutip Newsweek, Sabtu (5/11/2022).
Hal ini diungkapkan saat memberikan pidato di Simposium Tahunan dan Pembaruan Industri Liga Kapal Selam Angkatan Laut 2022. Bahkan dia menyebut konflik yang besar akan datang.
"Yang besar akan datang, dan tidak akan lama lagi kita akan diuji dengan cara yang sudah lama tidak kita uji," kata Charles.
Bahkan dia menilai, pengembangan senjata nuklir di China jauh lebih cepat ketimbang AS, dan menyebut itu sebagai masalah 'jangka pendek'.
Richard juga menggambarkan situasi yang mengerikan, dengan terkait pengembangan penumpukan militer China dan pengembangan senjata nuklir selama bertahun-tahun.
"Ketika saya menilai tingkat pencegahan kami terhadap China, kapal perlahan-lahan tenggelam karena pada dasarnya mereka menempatkan kemampuan di lapangan lebih cepat daripada kita," kata Richard.
"Ketika kurva itu terus berjalan, tidak masalah seberapa bagus (rencana operasi) kami atau seberapa baik komandan kami kami tidak akan memiliki cukup (lebih) dari mereka, dan itu adalah masalah jangka pendek," tambahnya.
Melansir CNN International, Pemerintahan Joe Biden sendiri memang secara konsisten menyebut China sebagai pesaing global utama AS.
AS juga telah memperingatkan pengembangan program senjata nuklir dan militer negara itu dalam serangkaian dokumen Kebijakan Pertahanan dan Militer AS yang dirilis akhir Oktober.
China adalah tantangan nyata bagi AS, karena satu-satunya pesaing dengan niat dan kemampuan yang makin meningkat dan secara sistematis menentang keunggulan Negeri Paman Sam di berbagai bidang.
"Baik militer, ekonomi, teknologi, dan diplomatik," kata seorang pejabat senior pertahanan tentang strategi tersebut.
China setidaknya memiliki 1.000 hulu ledak nuklir yang dapat dikirim pada akhir dekade, menurut Nuclear Posture Review, salah satu dokumen kebijakan tentang program senjata nuklir China.
Selain itu, Richard juga pernah menyebut perkembangan nuklir di China pada 2021 merupakan terobosan strategis.
"Kami menyaksikan terobosan strategis oleh China pertumbuhan eksplosif dan modernisasi kekuatan nuklir dan konvensionalnya hanya bisa menjadi apa yang saya gambarkan sebagai menakjubkan, dan sebenarnya kata menakjubkan itu tidak cukup," kata Richard pada 2021 lalu.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Kirim Pesawat ke Selat Taiwan, Xi Jinping Ngamuk
