Ini Arahan Bos Pertamina untuk "Anak Bungsu" PNRE

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
03 November 2022 18:35
Pertamina
Foto: dok Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat memberikan arahan di acara Sosialisasi & Penandatanganan Pathway Pertamina Net Zero Emission (NZE) Road Map 2022-2060

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) memiliki ambisi besar dalam memimpin transisi energi di Indonesia. Salah satunya yakni melalui Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) atau Pertamina NRE (PNRE).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, di tengah tren transisi energi global yang saat ini tengah berlangsung, Pertamina grup menaruh harapan besar pada PNRE yang usianya baru saja genap enam tahun.

Menurut Nicke, pandemi Covid-19 dan isu geopolitik telah mendorong percepatan ke arah transisi energi global. Oleh sebab itu, ia melihat ini sebagai peluang bagi anak usaha seperti PNRE untuk tumbuh lebih cepat.

"Kita sama-sama tahu global energy transition sudah terjadi dan bergerak lebih cepat karena pandemi Covid-19 dan geopolitik yang memungkinkan semuanya lebih feasible untuk diakselerasi," ungkap Nicke dalam acara launching Pertamina NRE, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (3/11/2022).

Nicke menyadari krisis pangan dan energi menjadi ancaman bagi semua pihak. Namun berbeda bagi Pertamina, hal itu justru menjadi peluang bagi PNRE untuk mendorong ke arah kemandirian energi nasional.

"Kami sudah menetapkan target pemerintah net zero emissions, tapi belum semua punya pengalaman yang sama terkait bagaimana mendukung target-target ini, Pertamina sedang tahap akhir menyusun peta jalan," kata dia.

Seperti diketahui, Pertamina semakin ambisius dalam menjalankan program transisi dari energi fosil ke energi bersih. Bahkan, alokasi anggaran untuk pengembangan energi hijau hingga 2060 secara total sebesar US$ 150 miliar atau sekitar Rp 2.322 triliun (asumsi kurs Rp 15.490 per US$).

Nicke sebelumnya mengatakan perusahaan saat ini mulai menyisihkan alokasi anggaran, khusus untuk pengembangan energi hijau. Diantaranya seperti pengembangan green hydrogen, produk baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV battery).

"Kita mulai sisihkan anggaran investasi itu gak hanya eksisting tapi juga untuk EBT. Kalau kita hitung sampai 2060 total angkanya berkisar US$ 120 - 150 juta. Karena ini kan bisnis besar," ujar dia dalam kepada CNBC Indonesia di sela SOE International Conference, Senin (17/10/2022).

Sementara soal pendanaan, Nicke membeberkan perusahaan dapat menerbitkan green bond dalam rangka menambah ekuitas. Terutama untuk menjalankan proyek proyek energi bersih hingga 2060.

Namun demikian, pemberian insentif dan regulasi yang tepat dari pemerintah juga tak kalah penting guna menarik investor menanamkan investasinya di Indonesia. Adapun dalam upaya penurunan emisi karbon operasional perusahaan, hingga 2021 Pertamina mampu menurunkan hingga 29%.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Siapkan Rp455 Triliun Masuk Bisnis Energi Hijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular