
Bukan Rp 6.800/Liter, Ternyata Segini Harga Asli BBM Solar

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah memutuskan menaikkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar subsidi menjadi Rp 6.800 per liter sejak 3 September 2022 lalu dari sebelumnya Rp 5.150 per liter.
Meski telah menaikkan harga jual ke masyarakat, ternyata harga asli Solar masih lebih tinggi dari harga yang kini dibanderol Rp 6.800 per liter.
Lantas, berapa harga keekonomian atau harga asli dari BBM Solar ini?
Bila mengacu pada harga BBM non subsidi jenis diesel, harga Solar non subsidi pada awal November ini telah berada di kisaran Rp 18.000 - Rp 19.000 per liter. Ini artinya, ada selisih hingga Rp 12.000 per liter dengan harga Solar subsidi.
Seperti diketahui, sejumlah badan usaha penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM), baik PT Pertamina (Persero) maupun Shell Indonesia, telah melakukan penyesuaian harga pada 1 November 2022 lalu.
Meski untuk produk BBM jenis bensin kedua badan usaha ini menurunkan harga, namun sebaliknya dilakukan pada produk diesel. Baik Pertamina maupun Shell kembali menaikkan harga jual BBM jenis diesel.
Pertamina misalnya, kini menjual Dexlite dengan Cetane Number (CN) 51 seharga Rp 18.000 per liter, naik dari sebelumnya Rp 17.800 per liter. Sementara Pertamina Dex (CN 53) kini dibanderol Rp 18.550 per liter, naik dari sebelumnya Rp 18.100 per liter.
Begitu juga dengan Shell Indonesia, per 1 November 2022 juga menaikkan harga BBM Shell V-Power Diesel menjadi Rp 18.840 per liter dari sebelumnya Rp 18.450 per liter.
Sementara Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) BP-AKR membanderol BP Diesel sebesar Rp 17.990 per liter.
Adapun salah satu alasan semakin mahalnya harga diesel ini karena semakin seretnya pasokan diesel dunia.
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, ada beberapa hal yang melatarbelakangi perusahaan akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga Solar non subsidi. Salah satunya, lantaran permintaan bahan bakar diesel global yang semakin tinggi.
"Penyesuaian harga Dex Series (Dexlite dan Pertamina Dex) disebabkan oleh tingginya permintaan bahan bakar diesel di dunia sebagai salah satu substitusi bahan bakar gas," ujar Irto kepada CNBC Indonesia, Rabu (2/11/2022).
Faktor lainnya, lanjutnya, adalah MOPS (Mean of Platts Singapore) Kerosene sebagai acuan harga diesel pada periode 25 September hingga 24 Oktober berada di level yang cukup tinggi. Setidaknya, dalam periode tersebut harganya berada di kisaran US$ 130 per barel.
Pada akhir Agustus 2022 lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga pernah menyebut bahwa harga asli Solar mencapai Rp 13.950 per liter. Angka ini dengan asumsi harga minyak sebesar US$ 105 per barel dan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) Rp 14.700.
Namun kini, kurs semakin melemah. Bila pada Oktober kurs telah berada di posisi sekitar Rp 15.500-an. Pada awal November ini kurs malah semakin terkapar ke angka Rp 15.600-an.
Mengacu pada data Refinitiv, rupiah terkoreksi pada pembukaan perdagangan Rabu (02/11/2022) sebesar 0,12% ke Rp 15.644 per US$. Kemudian, rupiah memangkas pelemahannya menjadi 0,13% ke Rp 15.645 per US$ pada pukul 11:10 WIB.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Solar Non Subsidi Makin Mahal, Ini Respons BPH Migas
