Jokowi Sedih Kelakuan Orang Kaya RI, Gara-gara Ini

redaksi, CNBC Indonesia
02 November 2022 07:45
Penyerahan Perlengkapan Medis ICU dan HCU Gedung Kiara, RSUPN DR.Cipto Mangunkusumo Untuk Penanggulangan Covid-19.
Foto: Penyerahan Perlengkapan Medis ICU dan HCU Gedung Kiara, RSUPN DR.Cipto Mangunkusumo Untuk Penanggulangan Covid-19.

Jakarta, CNBC Indonesia - Bepergian ke luar negeri, apalagi pelesiran, tentu hak semua orang. Tapi ternyata, hal itu membuat Presiden Jokow Widodo (Jokowi) sedih.

Hal itu diungkapkan Jokowi dalam video yang ditayangkan akun Youtube Sekretariat Presiden.

"Saya tuh paling sedih kalau mendengar ada warga negara kita yang sakit kemudian perginya ke luar negeri, ke Malaysia, ke Singapura, ada yang ke Jepang, ada yang ke Amerika," kata Jokowi dikutip Rabu (2/11/2022).

Kesedihan Jokowi bukan tak beralasan. Pasalnya, ada ratusan triliun rupiah yang 'terbawa' dan berputar di luar negeri saat orang Indonesia memilih berobat ke Malaysia, Singapura, hingga Eropa.

Padahal, kata dia, pengobatan bisa dilakukan di dalam negeri.

"Berapa capital outflow kita, uang yang keluar untuk membiayai yang sakit dan keluar negeri? Lebih dari Rp110 triliun setiap tahunnya," tukas Jokowi.

Isu banyaknya pasien yang berobat ke luar negeri sudah muncul sejak bertahun-tahun lalu.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) nilai uang yang keluar lebih besar lagi, total pengeluaran pasien RI mencapai Rp161 triliun/tahun (US$11,5 miliar/tahun) .

Hingga 80% kunjungan adalah ke Malaysia. Jumlah pasien yang pergi ke luar negeri pun tidak sedikit, mencapai 1 juta orang per tahun.

Gambarannya, di tahun 2006 terdapat 350 ribu orang pasien, tahun 2015 melonjak menjadi 600 ribu pasien, kini mencapai 1 juta. Artinya, jumlah orang Indonesia yang berobat ke luar negeri mengalami peningkatan sekitar 200% selama 50 tahun terakhir.

Rumah sakit di dalam negeri pun mulai bergerak dengan menawarkan fasilitas yang bisa menangani pasien.

Memang tidak mudah karena harus mengeluarkan biaya yang juga tidak sedikit.

Seperti salah satu rumah sakit di Bintaro yang mendatangkan alat kesehatan dengan biaya mencapai Rp69 miliar, alkes ini pun menjadi salah satu termahal yang ada di RI.

"Saya ngotot untuk mendatangkan alat ini supaya orang tidak perlu lagi ke luar negeri, Eropa atau Amerika karena di Indonesia sudah ada. Bahkan ini pertama di Asia Tenggara, di Penang sama Singapura aja belum ada. Jadi mendukung program pemerintah," kata Direktur Utama Rumah Sakit Premier Bintaro dr. Martha ML Siahaan.

Robotic Spin Surgery Navigation Platform yang dinamakan Robbin ini berfungsi untuk untuk meningkatkan keamanan pasien dalam menjalani operasi tulang belakang dengan tingkat akurasi penempatan screws (implan).

Rumah sakit lain pun seharusnya mulai bergerak dengan menyediakan fasilitas yang dapat menunjang kebutuhan pasien. Tujuan akhirnya mengurangi angka pasien yang berobat ke luar negeri sembari mendukung health tourism seperti permintaan Presiden Joko Widodo.

"Dengan layanan spine surgical bisa mendukung program kemenkes sehingga masyarakat Indonesia tidak perlu ke luar negeri untuk berobat dan cukup mendapatkan pelayanan RS lokal," sebut Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Azhar Jaya.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Kabur Tinggalkan RI, Lari ke Mana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular