Resesi, Crazy Rich dan Pegawai Harus Apa? Ini Saran Ekonom

Market - Thea Arbar, CNBC Indonesia
30 October 2022 21:59
CARDIFF, WALES - OCTOBER 19: A box of apples in a market on October 19, 2022 in Cardiff, United Kingdom. The Office for National Statistics (ONS) said the consumer prices index (CPI) measure rose from an annual rate of 9.9% in August to match the recent 40-year high of 10.1% seen in July. The largest contributing factor being the rise in food costs. (Photo by Matthew Horwood/Getty Images) Foto: Getty Images/Matthew Horwood

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat kini tengah menghadapi isu resesi 2023. Kampanye yang menebar ketakutan atau fear mongering pun tak terelakkan. Namun apakah ancaman resesi tahun depan akan seseramĀ itu?


Bhima Yudhistira, direktur lembaga riset Center of Economic and Law Studies (CELIOS), mengakui tahun depan memang akan terjadi resesi. Meski begitu, menurutnya, masyarakat hanya tidak perlu boros dan lebih bijak dalam mengelola keuangan jelang resesi.


"Tahun depan memang ada resesi. Kalau punya utang, lunasi sekarang karena suku bunga akan makin naik. Artinya, lifestyle jangan buat gaya-gayaan. Orang kelas menengah ke bawah jangan ngikutin gaya crazy rich di tengah resesi, harus lebih hati-hati," kata Bhima dalam workshop jelang KTT G20 di Yogyakarta, Sabtu (29/10/2022).


Sementara untuk masyarakat yang memiliki pendapatan menengah ke atas, Bhima sangat menyarankan mereka untuk mendorong belanja masyarakat lebih tinggi lagi. Menurutnya, mereka yang berpenghasilan tinggi mempunyai kontribusi lebih banyak pada perputaran perekonomian negara.


Bhima menjelaskan, sejak April 2022, masyarakat dengan penghasilan tinggi sudah mengetahui adanya isu resesi tahun depan, sehingga mereka kerap menahan diri untuk tidak berbelanja.


"Seharusnya mereka ini diberi tahu agar mereka membelanjakan uangnya," ujar Bhima. "Sebanyak 20 persen orang terkaya di Indonesia, pengeluaran yang paling atas menguasai 40 persen lebih total konsumsi rumah tangga."


"Jadi apa yang dilakukan? Pertama, saya setuju pemerintah melakukan relaksasi pajak supaya konsumsi naik. Kedua, memberikan dorongan positif kepada orang-orang [berpenghasilan tinggi] seperti mereka ini [untuk spending lebih banyak]," tambahnya.


Isu resesi 2023 muncul di tengah-tengah ketidakpastian dunia, di mana inflasi yang tinggi, pengetatan likuiditas, hingga konflik geopolitik Ukraina dan Rusia membuat ekonomi dunia kian terjerumus dalam jurang kehancuran.


Meski begitu, Indonesia tampaknya harus sedikit lega karena Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi Indonesia tetap tumbuh hingga 5,3% tahun ini dan 5% pada 2023.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Ada Risiko Resesi 2023, Commodity Boom Lanjut Atau Berhenti?


(dem)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading