50 Rudal "Bom" Ukraina Sehari, Putin Ancam Lebih Banyak Lagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia kembali menggempur Ukraina Senin waktu setempat. Setidaknya lebih dari 50 rudal menyerbu seluruh negeri, sesama bekas Uni Soviet itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri mengatakan serangannya itu adalah balasan terhadap serangan armada Rusia di kota Krimea, Sevastopol, Sabtu. Ia memperingatkan Rusia bisa melakukan lebih dari serangan Senin.
"Bukan hanya itu yang bisa kami lakukan," tegasnya dikutip CNN International, Selasa (1/11/2022).
Ia pun menyinggung lagi soal rencana damai namun menyindir Ukraina. Ia mengatakan untuk membuat proposal perdamaian setidaknya harus ada dua belah pihak yang mau melakukannya.
"Mereka melarang diri mereka untuk berbicara dengan kami," kata Putin lagi.
"Nah, bagaimana kita sekarang bisa mendiskusikan kemungkinan kesepakatan jika tidak ada keinginan di pihak lain untuk berbicara dengan kita?," tambahnya.
Sebelumnya sejumlah media Barat memang melaporkan serangan membabi-buta Rusia ke sejumlah kota Ukraina, termasuk Kyiv, Senin pagi. Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan bukan hanya rudal, pesawat tak berawak (drone), juga ditembakkan ke berbagai wilayah di Ukraina dan merusak infrastruktur energi sipil.
"Rudal dan drone menghantam 10 wilayah, di mana 18 objek (fasilitas) rusak, sebagian besar terkait energi," katanya di Telegram, dimuat CNBC International.
"Ratusan pemukiman di tujuh wilayah Ukraina terputus. Konsekuensinya bisa jauh lebih buruk," tambahnya.
Meski demikian, Ukraina berdalih 44 di antaranya berhasil dijatuhkan. Semuanya disebut berhasil ditembak jatuh.
Serangan ini membuat sebagian besar ibu kota Kyiv tanpa listrik dan air. Kyivvodokanal, sebuah perusahaan utilitas yang memasok air untuk Kyiv, mengatakan pada hari Senin bahwa 80% penduduk kota saat ini tidak memiliki pasokan air.
Dalam update terbaru, perlahan listrik dan air warga mulai pulih. Namun status darurat dan pembatasan tetap diberlakukan.
Sebelumnya, pekan lalu, Rusia juga menyerbu Ukraina dengan total 300 drone Iran. Angka itu tercatat karena sebagian besar berhasil dihalau tentara Ukriana.
Namun Iran sendiri menolak tudingan tersebut. Rusia juga melakukan hal sama di PBB.
(sef/sef)