
Terancam Krisis Lagi, NATO-AS Cs 'Memohon' pada Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - PBB, NATO, Uni Eropa, dan Amerika Serikat (AS) serempak mendesak Rusia membatalkan keputusannya untuk menarik diri dari kesepakatan ekspor gandum Ukraina melalui Laut Hitam.
Sebelumnya, Moskow mengumumkan pihaknya menangguhkan kesepakatan ekspor gandum Ukraina yang ditengahi PBB. Langkah ini diambil Kremlin sebagai tanggapan atas serangan drone udara dan bawah laut Ukraina di pangkalan angkatan laut Sevastopol di Krimea pada Sabtu (29/10/2022) dini hari.
NATO menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin mempersenjatai makanan dan mendesaknya untuk membatalkan hal tersebut.
"Kami meminta Rusia untuk mempertimbangkan kembali keputusannya dan segera memperbarui kesepakatan, memungkinkan makanan menjangkau mereka yang paling membutuhkannya," kata juru bicara Oana Lungescu, dikutip dari The Guardian, Senin (31/10/2022).
Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengatakan sangat prihatin dengan penangguhan kesepakatan Rusia untuk jangka waktu tidak terbatas. Ia juga menunda keberangkatannya untuk menghadiri KTT Liga Arab di Aljir untuk mencoba membantu menyelesaikan masalah ini.
Rusia sendiri meminta pertemuan dewan keamanan PBB pada Senin untuk membahas masalah tersebut.
Uni Eropa juga mendesak Moskow untuk berbalik arah. "Keputusan Rusia membahayakan rute ekspor utama biji-bijian dan pupuk yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi krisis pangan global yang disebabkan oleh perangnya melawan Ukraina," cuit kepala kebijakan luar negerinya, Josep Borrell.
Turki mengatakan menteri pertahanannya, Hulusi Akar, sedang dalam pembicaraan dengan rekan-rekan Rusia dan Ukraina untuk menyelesaikan kebuntuan dan telah meminta pihak-pihak untuk menghindari provokasi.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden menyebut langkah Putin benar-benar keterlaluan dan akan meningkatkan kelaparan. Menteri luar negeri AS Antony Blinken juga menyesalkan penangguhan tersebut.
Sebagaimana diketahui, kesepakatan ekspor gandum melalui Laut Hitam memungkinkan Ukraina untuk mengangkut lebih dari 9 juta ton biji-bijian dan komoditas biji minyak. Sementara Rusia diizinkan untuk mengekspor makanan dan pupuk, dan membantu menurunkan harga pangan sebesar 15% dari puncaknya pada Maret lalu.
Namun akibat keputusan Rusia, kementerian infrastruktur Kyiv mengatakan pada Minggu bahwa 218 kapal sekarang diblokir secara efektif di pelabuhannya, di mana 22 kapal dimuat dan terjebak di pelabuhan, 95 dimuat dan berangkat dari pelabuhan, dan 101 menunggu inspeksi.
Kesepakatan gandum akan berakhir pada 19 November dan Rusia telah berulang kali mengatakan bahwa ada masalah serius dengan hal tersebut. Ukraina menuduh Moskow memblokir hampir 200 kapal untuk mengambil kargo biji-bijian.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Beri Warning Baru: Dunia di Ambang Konflik Global