
Tsunami PHK Mulai Kejadian, Pabrik-Pabrik 'Raksasa' RI Kena?

Jakarta, CNBC Indonesia - Potensi resesi mulai menerjang banyak sektor industri termasuk makanan dan minuman di Indonesia. Ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) pun membayangi banyak perusahaan. Namun, kalangan buruh mengungkapkan bahwa kondisi tersebut belum menerjang banyak perusahaan besar multinasional seperti Unilever, Coca-Cola hingga Nestle dan lainnya.
"Belum ada, belum ada (PHK-dirumahkan Unilever, Coca-Cola, Nestle). Sekarang lebih ke pengetatan biaya produksi, lebih efektif dan efisien," kata Presiden Federasi Serikat Buruh Makanan dan Minuman (FSBMM), Dwi Haryoto saat ditanya potensi PHK di perusahaan besar kepada CNBC Indonesia, Senin (31/10/22).
Serikat buruh dari masing-masing perusahaan tersebut masuk ke dalam FSBMM sehingga kondisinya bisa lebih terpantau. Meski bukan PHK atau dirumahkan, buruh mulai terkena dampak pengetatan perusahaan, misal hilangnya kesempatan lembur hingga shifting kerja di sejumlah perusahaan.
"Ada anggota yang memang untuk sebagian jenis pekerjaan yang bergiliran, itu sifatnya nggak rutin karena kita ngerti biaya produksi meningkat, jadi mana yang bisa diambil untuk menghemat, tapi nggak sampai PHK," sebut Dwi Haryoto.
"Perusahaannya misal di perikanan yang jenis pekerjaannya ga tetap, kaya sarden," lanjutnya.
Demi mencegah terjadinya PHK hingga dampak lain yang merugikan pekerja, Serikat mencoba untuk menjalin komunikasi dengan manajemen.
"Kita kedepankan perundingan, jadi minta ke perusahaan, sekecil apapun isu bicarakan dengan serikat. Itu untuk mencegah hal seperti itu (PHK-dirumahkan)," sebut Dwi.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Lonceng Kematian' Pabrik di RI, Puluhan Ribu Orang Kena PHK!