Internasional

154 Tewas Termasuk Artis, Bagaimana Tragedi Itaewon Terjadi?

Tommy Patrio Sorongan & sef, CNBC Indonesia
31 October 2022 14:11
Seorang biarawati Buddha berdoa untuk menghormati mereka yang terbunuh, di sebuah peringatan darurat di luar stasiun kereta bawah tanah di distrik Itaewon di Seoul pada 31 Oktober 2022, dua hari setelah naksir Halloween yang mematikan di daerah tersebut. (AFP/ANTHONY WALLACE)
Foto: Seorang biarawati Buddha berdoa untuk menghormati mereka yang terbunuh, di sebuah peringatan darurat di luar stasiun kereta bawah tanah di distrik Itaewon di Seoul pada 31 Oktober 2022, dua hari setelah naksir Halloween yang mematikan di daerah tersebut. (AFP/ANTHONY WALLACE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tragedi Itaewon di Seoul, Korea Selatan (Korsel) menyebabkan 154 orang tewas. Ini juga termasuk seorang artis dan 26 warga negara asing (WNA).

Lalu bagaimana tragedi ini bisa terjadi?

Kejadian ini dimulai Sabtu malam waktu setempat. Ribuan orang, yang sebagian besar anak muda, berkumpul di tempat yang memang dipenuhi dengan bar dan restoran tersebut.

Beberapa akun mengatakan 100.000 orang telah turun ke daerah itu untuk merayakan Halloween. Warga bersemangat setelah dua tahun pembatasan ketat Covid di negara itu.

Hal sama juga dikatakan seorang pekerja IT dari India, Nuhyil Ahammed (32). Ia yang termasuk di antara kerumunan, mengatakan warga menghadiri pesta Halloween Itaewon, yang maman surah digelar lima tahun berturut-turut.

"Tahun lalu perayaan itu semarak, tetapi terkendali, dengan polisi mencegah orang memasuki daerah sibuk. Hal-hal yang sangat berbeda tahun ini," katanya dikutip BBC International, dikutip Senin (31/10/2022).

"Itu gila ... Dari jam 5 sore terlalu banyak orang di jalanan. Jadi saya berpikir, seperti apa jadinya nanti ketika jam tujuh atau delapan (malam)?," tambahnya lagi merujuk ke wilaya dengan gang-gang sempit itu.

Menurut Ahammed, makin malam situasi memang makin padat. Menurutnya sesuatu menjadi "semakin salah" ketika waktu menunjuk pukul 11.00 malam.

Ahammed mengaku terkejut karena tiba-tiba mendapati dirinya terjebak dalam kerumunan besar orang. Ia matin ke tanah namun kemudian berhasil bangkit kembali dan memanjat ke atas kerumunan.

"Orang-orang mulai mendorong dari belakang, itu seperti ombak - tidak ada yang bisa Anda lakukan," katanya.

"Bahkan jika kamu berdiri diam, seseorang mendorongmu dari belakang dan dari depan," tegasnya.

Menurutnya sejumlah orang di lereng jatuh, menyebabkan tabrakan besar-besaran. Massa kemudian menekan dari kedua ujung jalan sempit, yang membuat warga lain tidak ada yang bisa keluar di daerah itu.

Sebuah jalan di distrik Itaewon digambarkan penuh dengan orang-orang sebelum saling berdesakan selama perayaan Halloween menewaskan dan melukai banyak orang di Seoul, Korea Selatan, dalam gambar ini dirilis oleh Yonhap pada 30 Oktober 2022..Foto: REUTERS/YONHAP
Sebuah jalan di distrik Itaewon digambarkan penuh dengan orang-orang sebelum saling berdesakan selama perayaan Halloween menewaskan dan melukai banyak orang di Seoul, Korea Selatan, dalam gambar ini dirilis oleh Yonhap pada 30 Oktober 2022..

"Orang-orang tercekik, berteriak... terjepit... jatuh... terlalu banyak orang," tambahnya.

"Saya berada di tangga hanya menyaksikan semua yang terjadi, orang-orang mengambil napas terakhir mereka ... Saya hanya tak berdaya melihat orang-orang itu tercekik," jelasnya.

Hal serupa juga digambarkan Ana, 24, seorang warga Spanyol. Kala itu, ia bersama temannya Melissa, 19, warga Jerman.

Keduanya sebenarnya berada di sebuah bar dan mencoba pergi pada pukul 11.00 malam ketika mereka melihat ambulans memasuki gang. Menurutnya, saat itu, polisi meminta semua orang untuk pindah untuk memberi jalan bagi mayat dan yang terluka.

"Ada begitu banyak orang sehingga mereka membutuhkan orang normal untuk melakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation). Jadi semua orang mulai melompat dan membantu," kata Ana.

"Mereka memberi tahu saya cara memegang kepala dan membuka mulut, dan hal-hal seperti itu. Saya mencoba membantu tetapi orang-orang itu mati... Saya harus mengatakan kepada semua orang yang mereka bawa untuk melakukan CPR, sebagian besar mereka sudah tidak bernapas sehingga kami tidak bisa melakukan apa-apa," jelasnya.

"Kami tidak bisa berbuat apa-apa, itu trauma utama," tambahnya.

Video di tempat kejadian, memang menunjukkan lusinan orang melakukan CPR ke tubuh yang tergeletak berjejer di jalan. Begitu banyak tubuh yang ditutupi kain biru.

Sementara itu, saksi lain yang dikutip media Yonhap mengaku menghadapi pengalaman mengerikan di sana. Ia membawa setidaknya 50 mayat yang mati lemas.

"Saya pikir saya membawa, seperti, 50 mayat," kata seorang pria berusia 20-an yang bekerja di sebuah toko di Itaewon.

"Yang bisa saya pikirkan hanyalah bahwa saya harus menyelamatkan satu orang lagi," ujarnya.

Menurutnya gang tempat kejadian sangat sempit, hanya selebar 3,2 meter. Di sana terdapat banyak orang tak sadar terjebak dan terinjak-injak.

"Saya berhasil menyeret keluar satu orang yang terkubur di bawah mayat," katanya.

"Saya sangat bersyukur bisa menyelamatkan satu nyawa," tambahnya.

Dilaporkan pula bagaimana 133 orang lainnya terluka. Pemerintah Korsel sendiri membuat tempat peringatan sementara dan menurunkan bendera setengah tiang.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 100.000 Orang di Gang Sempit Itaewon Jatuh Seperti Domino

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular