Perhatian! RI Masuk Fase Satu Kembangkan Tenaga Nuklir

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
31 October 2022 11:35
Bangun Pembangkit Nuklir Butuh Ratusan Triliun, RI Siap? (CNBC Indonesia TV)
Foto: Bangun Pembangkit Nuklir Butuh Ratusan Triliun, RI Siap? (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah RI sedang mempersiapkan sumber energi yang diklaim lebih bersih dan andal, salah satunya adalah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), bahwasanya teknologi nuklir ini sudah memasuki fase satu dalam pengembangan dan kesiapan infrastruktur.

Fase satu nuklir itu sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 atau masuk dalam opsi nuklir sebagai strategi nasional.

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Herman Darnel Ibrahim menyebutkan umumnya ada tiga fase dalam pengembangan PLTN dalam negeri. Diawali dengan fase nol yaitu menetapkan dalam kebijakan, dalam PP No. 79 Tahun 2014 tertulis bahwa tenaga nuklir masih menjadi pilihan terakhir.

Herman menilai, pilihan terakhir bukan berarti nuklir tidak bisa dipilih, seperti saat ini yang terjadi justru Indonesia tengah menjalani fase satu PLTN. "Fase satu itu adalah persiapan sebelum memulai pembangunan, di mana kesiapan nasional dimulai dari peraturan-peraturan, infrastruktur, kemudian hal-hal yang diperlukan lainnya. Artinya kesiapan ini sampai kita menyatakan kita akan membangun," ungkap dia kepada CNBC Indonesia dalam Energy Corner, Senin (31/10/2022).

Hal ini mengingat pemerintah berkomitmen pada program pengembangan nuklir dengan membentuk Tim Persiapan Pembentukan Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO). Herman sebutkan, NEPIO ini bertugas besar dalam fase satu ini sampai kesiapan pembangunan PLTN matang.

Berlanjut ke fase dua, Herman sebutkan dalam fase ini persiapan fokus pada kesediaan dokumen pengadaan PLTN. Persiapan dokumen tersebut termasuk pada engineering, tender dokumen, dan bidding atau penawaran.

"Setelah bidding ditentukan, itu adalah pembangunan. Pembangunan sampai selesai, sampai komisioning. Kemudian fase sesudah itu adalah fase operasi dan fase terakhir adalah fase dekomisioning," ujarnya.

Herman menambahkan, secara runut sebenarnya terdapat lima fase, namun yang paling umum hanya tiga fase. Dia menambahkan, fase pertama yang sedang ditekuni Indonesia sekarang perlu diperhatikan lebih. Hal ini dikarenakan dalam fase satu setidaknya ada 18 hal yang harus dipersiapkan mengacu pada dokumen IAEA atau Badan Tenaga Atom Internasional.

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) periode 2012-2018, Djarot Sulistio Wisnubroto turut menyebutkan persiapan Indonesia dalam pengadaan tenaga nuklir fase satu sudah dilakukan sejak 2009 dan telah di review oleh IAEA.

"Belum ada kata go nuklir dari pemerintah, otomatis belum ada manajemen artinya belum ada nuclear energy program implementing organization, yang ketiga belum ada stakeholders involvement. Nah tiga hal inilah yang menjadi PR, baru kita boleh melangkah ke fase dua," pungkasnya dalam Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (31/10/2022).

Djarot yakin, dalam persiapan 40 tahun terakhir, Indonesia sudah bisa melangkah ke fase dua setelah pemerintah menyatakan go nuklir. Namun, kendala utama dan terbesar yang sedang dihadapi berasal dari faktor sosial politik.

Sebelumnya, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Andriah Feby Misna menjelaskan terdapat 19 butir infrastruktur energi nuklir pada fase satu, 16 butir siap menuju fase dua dan tiga butir belum siap menuju fase dua. Tiga butir dimaksud meliputi posisi nasional, manajemen (pembentukan NEPIO) dan keterlibatan pemangku kepentingan.

"Terkait kesiapan infrastruktur PLTN, mengacu pada The Integrated Nuclear Infrastructure Review (INIR) Mission to Review The Status of Indonesia's National Nuclear Infrastructure oleh IAEA (2009)," terangnya, dikutip Rabu (26/10/2022).

Pada tahun 2021, Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama pemangku kepentingan yang lain melaksanakan pemutakhiran mandiri (swa evaluasi) terkait status kesiapan 19 aspek infrastruktur pembangunan PLTN Indonesia. Pada pemutakhiran tahun 2021, tiga aspek tersebut menunjukkan status yang lebih baik, khususnya untuk aspek manajemen dan keterlibatan pemangku kepentingan.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perusahaan AS Mau Bangun PLTN di RI, Ini Bahan Bakunya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular