Internasional

Jabat PM Inggris, Sunak Tancap Gas Rancang Kebijakan Ekonomi

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 28/10/2022 21:50 WIB
Foto: Pemimpin Partai Konservatif Rishi Sunak meninggalkan Istana Buckingham usai bertemu dengan Raja Charles III di London, Selasa (25/10/2022). Raja Inggris Charles III resmi menunjuk pemimpin Partai Konservatif, Rishi Sunak, sebagai perdana menteri (PM) menggantikan Liz Truss yang mundur setelah 45 hari menjabat. (Yui Mok/Pool via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) baru Inggris Rishi Sunak sedang merancang kebijakan ekonomi negara itu. Ini dilakukan untuk menyelamatkan krisis ekonomi yang ditandai inflasi tinggi.

Salah satu yang dirancang Sunak bersama Menteri Keuangan Jeremy Hunt adalah kebijakan ekonomi untuk menutup kekurangan anggaran negara. Ini dapat menyebabkan kenaikan pajak dan pemotongan pengeluaran sebesar 50 miliar pound atau setara Rp 897 triliun.

"Sunak dan Hunt menginginkan ada ruang ekstra melebihi dan di atas lubang fiskal Inggris sebesar 35 miliar pound, sehingga paket tersebut memiliki kredibilitas dengan pasar," kata seorang pejabat yang mengetahui masalah tersebut kepada Bloomberg yang dikutip Straits Times, Jumat (28/10/2022).


Selain itu, Sunak juga sedang mencoba untuk memulihkan ketenangan ke pasar keuangan setelah pendahulunya, Liz Truss, memicu gejolak selama tujuh minggu masa jabatannya.

Meski begitu, Sunak dan Hunt Rabu lalu menunda pernyataan ekonomi yang direncanakan menjadi 17 November dari 31 Oktober. Mereka disebut menginginkan lebih banyak waktu untuk mengelola ekonomi Inggris.

"Kedua pria itu mengadakan pertemuan pada hari Kamis untuk menjalankan pilihan mereka," kata salah satu pejabat.

"Mereka diperlihatkan data terbaru yang menunjukkan pasar telah stabil dalam beberapa hari terakhir tetapi Inggris masih menghadapi tantangan serius."


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inflasi Inggris Betah di Level Tinggi Pada Mei 2025