Dunia Terancam Krisis Energi, Warga RI Diminta Irit BBM!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta agar masyarakat dapat berhemat dalam penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal tersebut menyusul kondisi perekonomian global pada 2023 yang diprediksi masih tak menentu.
Arifin pun mengimbau, dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi serta potensi kenaikan harga BBM ini, masyarakat dapat lebih bijak lagi dalam mengonsumsi BBM.
"Makanya kita kan harus antisipasi itu, cadangan itu cukup gak, untuk Eropa kan harus diamankan. Kemudian kedua, gimana sih caranya supaya kita bisa irit-irit lah," kata Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (28/10/2022).
Selain dapat bijak dalam penggunaan BBM, ia juga menyarankan supaya program konversi dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik dapat segera digencarkan.
Tak hanya dari sektor transportasi, ia juga mendorong program konversi dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), sehingga juga bisa menekan konsumsi BBM.
"Banyak (konsumsi diesel), yang untuk pembangkit masih banyak terutama wilayah Timur itu yang harus segara konversi dengan gas karena harga sekarang ini kan itu kan bisa 25 sen, bisa 20 sen harga listrik per kilo Watt hour, sedangkan kalau pakai LNG cuma 10 sen," kata dia.
Seperti diketahui, Indonesia kini masih tak terlepas dari ketergantungan impor minyak. Pasalnya, konsumsi terus meningkat, sementara produksi di dalam negeri justru semakin menurun.
Berdasarkan data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia, impor minyak mentah Indonesia pada 2021 tercatat mencapai 104,40 juta barel, melonjak 31% dibandingkan 2020 yang sebesar 79,68 juta barel. Adapun pada 2019 impor minyak mentah RI sebelum masa pandemi Covid-19 mencapai 89,31 juta barel.
Begitu juga dengan impor BBM Indonesia. Pada 2021 tercatat impor produk minyak atau BBM Indonesia mencapai 22,09 juta kilo liter (kl), naik 5,8% dibandingkan impor pada 2020 yang sebesar 20,87 juta kl.
Impor BBM tersebut berupa bensin, baik dengan nilai oktan (RON) 88 atau dikenal dengan merek Premium, RON 90 atau setara Pertalite, RON 92 atau setara Pertamax, RON 95, diesel (gasoil), naphta, HOMC, hingga bahan bakar pesawat seperti avtur dan avgas.
[Gambas:Video CNBC]
Riuh BBM, Kenaikan BBM Jadi Alat Politik?
(wia)