Pulau Jawa Simpan Harta Karun Raksasa, Ini Lokasinya..

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Kamis, 27/10/2022 17:10 WIB
Foto: Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru, Bojonegoro, Jawa Timur. Doc Emir Yanwardhana.

Bojonegoro, CNBC Indonesia - Provinsi Jawa Timur masih ternyata menyimpan 'harta karun' raksasa. Harta karun itu berupa cadangan gas yang sangat berlimpah. Seperti lapangan gas Jambaran Tiung Biru (JTB) yang dikelola oleh Pertamina EP Cepu (Pepc) di Bojonegoro, Jawa Timur diproyeksikan calon penghasil gas terbesar mencapai 315 - 330 MMSCFD.

General Manager Gas Jambaran Tiung Biru Pertamina EP Cepu (Pepc) Ruby Mulyawan menjelaskan JTB merupakan proyek strategis nasional yang diharapkan menjadi penghasil gas terbesar di Jawa Timur, dengan kapasitas produksi sales gas mencapai 192 MMSCFD. "Diharapkan ini menjadi salah satu penghasil gas terbesar di Jawa Timur," kata kata Ruby, di lapangan JTB, Bojonegoro, dikutip Kamis (27/10/2022).

Ruby menjelaskan produksi gas yang dihasilkan itu mencapai 315 - 330 MMSCFD tapi banyak mengandung Co2 sebesar 30%, H2S, beserta komponen yang tidak diinginkan lainnya. Sehingga melalui proses pembersihan menghasilkan gas layak jual mencapai 192 MMSCFD.


Dia menjelaskan area proyek JTB berada pada empat lokasi, yakni kecamatan Gayam, Ngasem, Tambakrejo, dan Purwosari. "Kabupaten Bojonegoro ini memang kaya, ada daerah yang siap diproduksikan, ada juga wilayah yang perlu eksplorasi dan bukti pengembangan lebih lanjut," Jelas Ruby.

Dari proyek ini juga memiliki enam titik well pad atau tapak sumur yakni di Jambaran East (Jam #3, #4, #5, #8), Jambaran Central (Jam #6, #7), yang menghasilkan 330 MMSCFD. "kekayaan ini luar biasa kalau dimonetisasi, luar biasa dampaknya bagi Bojonegoro. satu bentuk kehebatannya itu adalah 330 MMSCFD itu dihasilkan 6 sumur saja," jelasnya.

Artinya, lanjut Ruby satu sumur saja bisa menghasilkan 60 MMSCFD beda dengan banyak lapangan gas di Indonesia yang hanya 20 MMSCFD, yang diperkirakan masih bisa memproduksi dengan kapasitas puncak hingga 2035.

Tidak hanya gas, dalam proyek JTB juga menghasilkan kondensat sebesar 2,892 BPD yang akan dialirkan melalui Central Processing Facility Banyu Urip yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu. Nantinya akan dijual bersama minyak mentah dari hasil Banyu Urip. "Ini hebat sekali reservoir-nya besar sekali, kemudian ada kerja sama sinergi dengan Exxon Mobil untuk kondensat yang dihasilkan, akan dikirimkan ke Exxon Mobil," jelasnya.

Sementara Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Jawa Timur juga masih memiliki produksi yang besar meski mulai mengalami penurunan. Dimana menurut Deputi Satuan Kerja Khusus Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno, memperkirakan plato atau produksi puncaknya masih berkisar 228.000 - 230.000 barel per hari (BPH).

"Saat-saat ini sekitar 228.000-230.000 bph. Mungkin sampai pertengahan atau akhir 2021. Setelah itu, akan mulai menurun gradually (bertahap) pelan-pelan sekali," kata Julius kepada CNBC Indonesia (22/12/2020) lalu.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Yuk Kunjungi Karya Kreatif Indonesia 2025, Gratis!