Proyek Kebanggaan Jokowi Ini Beroperasi, Gas Jatim Luber!
Bojonegoro, CNBC Indonesia - Lapangan unitisasi gas Jambaran Tiung Biru (JTB) bakal beroperasi penuh pada akhir tahun 2022 ini. Proyek Strategis Nasional ini diproyeksikan menjadi lapangan penghasil gas terbesar di wilayah Jawa Timur.
Meski kini sudah mulai berproduksi, namun produksi gas dari Lapangan JTB ini akan mencapai puncaknya sebesar 192 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada Desember 2022 mendatang. Saat ini produksi gas masih di kisaran 30 MMSCFD, dan pada pekan depan ditargetkan naik menjadi 60-70 MMSCFD.
Dengan beroperasi penuhnya Lapangan unitisasi gas Jambaran Tiung Biru, Bojonegoro, maka Jawa Timur diperkirakan akan kelebihan pasokan gas.
Hal tersebut diungkapkan Kepala UPP Proyek Jambaran Tiung Biru Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Waras Budi Santosa.
Waras menjelaskan, selain proyek JTB, ada juga proyek gas Husky - CNOOC Madura Limited (HCLM), sehingga membuat pasokan gas wilayah Jawa Timur akan semakin berlebih. Oleh karena itu, salah satu solusi dari kelebihan pasokan gas ini yaitu perluasan pasar hingga Jawa Tengah - Jawa Barat.
"Ini kemungkinan besar di 2023 akan surplus, nah ini menjadi PR kami dan Kementerian ESDM bagaimana untuk optimize pemanfaatan gas ini," kata Waras di Lapangan Jambaran Tiung Biru, Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (26/10/2022).
Untuk diketahui, proyek milik Husky CNOOC Madura Ltd (HMCL) di lapangan MDA-MBH menyumbang produksi sebesar 175 MMSCFD, dan Lapangan MCA sebesar 50 MMSCFD. Sementara JTB bakal menyumbang produksi gas mencapai 192 MMSCFD.
Dia belum bisa menjelaskan angka surplus gas di Jawa Timur. Namun harapannya, surplus gas di Jawa Timur bisa dialokasikan ke wilayah kawasan Industri Batang, Jawa Tengah.
"Ini memang menjadi PR kami dan Kementerian ESDM bagaimana untuk optimize pemanfaatan gas ini, harapannya kami adalah market di Jawa Tengah. di proyek (kawasan Industri) Batang dengan syarat pipa dari Semarang ke Batang, kelanjutan dari Gresik - Semarang jadi," jelasnya.
Selain itu, lanjut Waras, perluasan pasar baru juga bisa dilakukan hingga Jawa Barat jika sudah ada kelanjutan jaringan pipa transmisi gas Gresik - Semarang hingga Cirebon.
"Sehingga surplus nanti, ada potensi-potensi lapangan lain yang masih idle bisa kita develop dan bisa mengisi gas di Jawa Barat," jelasnya.
Sementara itu, GM Gas Jambaran Tiung Biru, Ruby Mulyawan, menjelaskan dari lapangan gas JTB akan menghasilkan 192 MMSCFD pada pada Desember mendatang. 172 MMSCFD sudah memiliki Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG), sisanya 20 MMSCFD masih belum memiliki kontrak pembelian.
"20 MMSCFD dari 192 MMSCFD itu masih belum ada PJBG. Artinya, belum ada alokasi yang disetujui Kementerian ESDM. Masih berproses. Indikasi kami dikirim ke Petrokimia Gresik (PKG). Ini masih menunggu approval final," katanya.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) Nurwahidi mengatakan, dengan beroperasinya proyek milik Husky CNOOC Madura Ltd (HMCL) dan Pertamina EP Cepu (PEPC), maka produksi gas di Jabanusa akan bertambah sebesar 417 MMSCFD.
Adapun rincian proyeknya yakni pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran - Tiung Biru (JTB) oleh PEPC menyumbang produksi 192 MMSCFD, kemudian Lapangan MDA-MBH yang dioperatori oleh HMCL sebesar 175 MMSCFD, dan Lapangan MCA sebesar 50 MMSCFD.
"Ini memang jadi tantangan, kalau kita lihat saat ini produksi gas kita kan sekitar 600 MMSCFD di Jatim. Nah penyerapannya tentu fluktuatif. Tapi maksimum saat ini sudah 600-an, tapi dengan adanya HCML masuk JTB onstream juga, kita akan ada tambahan sekitar 192 ditambah 170 dan 50 (MMSCFD)," katanya saat ditemui di Bali, Rabu (29/6/2022).
(wia)