Ternyata Gegara Ini RI Ketiban 'Durian Runtuh' Rp 326 Triliun

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Kamis, 27/10/2022 10:20 WIB
Foto: Infografis/Intip Harta Karun Tambang RI Ini, Terbesar ke-2 di Dunia!/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar bahagia buat Pemerintah Indonesia karena dipastikan mendapatkan 'durian runtuh' hingga ratusan triliun. Diraupnya ratusan triliun ini ternyata karena RI bisa mendulang keuntungan yang jauh lebih besar dari ekspor produk nikel yang telah melalui proses hilirisasi.

Nilai ekspor nikel RI hingga 2021 tercatat mencapai US$ 20,9 miliar atau sekitar Rp 326 triliun (asumsi kurs Rp 15.600 per US$).

Hal tersebut diungkapkan Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.


Bahlil menyebut, di tahun 2017-2018, nilai ekspor nikel hanya mencapai US$ 3,3 miliar. Hal itu karena Indonesia hanya melakukan ekspor bijih nikel tanpa dilakukan hilirisasi.

"Sekarang dengan kita menyetop ekspor nikel, nilai tambahan sampai dengan 2021 sudah mencapai US$ 20,9 miliar. Di tahun 2017-2018 itu hanya US$ 3,3 miliar," ungkap Bahlil usai konferensi pers mengenai investasi, Senin (24/10/2022).

Untuk mengulang kesuksesan dari hilirisasi nikel itu, pemerintah juga bertekad akan melakukan hilirisasi di sektor timah. Ke depannya, ekspor timah akan dilarang.

Menteri Bahlil menyebutkan, hilirisasi terhadap nilai timah akan memberikan nilai positif bagi pembangunan nasional. Apalagi, Indonesia merupakan penghasil timah terbesar nomor ke-2 dunia setelah China.

"Sekarang hilirisasi timah baru 5%. Sudah begitu harganya dikendalikan oleh negara yang bukan penghasil timah. Kita menyetop ekspor timah untuk memberikan nilai tambah," ungkap Bahlil.

Namun Bahlil belum bisa menyebutkan kapan ekspor timah akan dilarang. Namun yang jelas, hilirisasi timah berbeda dengan nikel di mana, investasi dalam hilirisasi paling besar dalam hilirisasi timah membutuhkan Rp 1 triliunan.

"Kita sudah buat roadmap-nya. Lebih cepat lebih baik," tandas Bahlil.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ahli UGM Sebut Kerugian Tambang Raja Ampat Lampaui Kasus Timah