
Tantangan Pengembangan Kendaraan Listrik, Harga Mahal!

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) terus berupaya membantu pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). Meski begitu, salah satu tantangan dalam pengembangan mobil listrik atau motor listrik masih berkutat pada harga.
Direktur Retail dan Niaga PT PLN Edi Srimulyanti mengatakan tantangan pengembangan ekosistem kendaraan listrik saat ini masih terdapat harga jual kendaraan listrik yang masih tinggi dibandingkan dengan kendaraan konvensional. Sehingga berdampak pada minimnya penjualan kendaraan ramah lingkungan itu sendiri.
"Harga mobil maupun motor listrik masih relatif lebih mahal daripada mobil atau motor BBM. Harga jual EV didominasi oleh harga baterai yang teknologinya belum mature," ungkap Edi dalam acara Special Event Road to G20 by HIMPUNI, Selasa (25/10/2022).
Menurut Edi PLN sendiri berkomitmen mengambil peran dalam penyediaan infrastruktur pengisian ulang kendaraan listrik. Namun demikian, jika tidak diikuti dengan masifnya kendaraan listrik yang mengaspal di jalanan RI menyulitkan bagi pengelola.
"Bagaimana ini menyediakan baterai swab dan SPKLU, kami menyediakan banyak tapi kalau kendaraannya tidak banyak maka tidak menguntungkan bagi pengelola. Jadi memang kendalanya masih ada di harga mobil dan motor listrik," kata dia.
Menko Bidang Kemaritiman & Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sektor transportasi sendiri saat ini merupakan penyumbang emisi yang cukup besar. Oleh sebab itu, penurunan emisi dari sektor tersebut menjadi hal yang cukup penting untuk segera dilakukan.
Selain itu, dengan implementasi penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri, pemerintah setidaknya dapat mengatasi dua persoalan sekaligus. Pertama, yakni mengatasi persoalan impor BBM yang cukup tinggi dan kedua pengurangan emisi yang dihasilkan dari penggunaan energi fosil.
"Kami kerja keras untuk memfinalkan bagaimana kita berikan subsidi kepada electric vehicle, sepeda motor, dan berbagai angkutan umum lainnya sehingga 10 tahun ke depan kita bisa mandiri dengan energi baru terbarukan," ujar Luhut di dalam acara yang sama.
Meski demikian, Luhut menyadari bahwa untuk mewujudkan elektrifikasi di sektor transportasi tidaklah mudah dan penuh tantangan. Terutama pada industri manufaktur yang masih relatif baru di Indonesia.
Apalagi, harga kendaraan listrik terbilang masih cukup mahal dibandingkan kendaraan konvensional. Hal itu juga ditambah dengan infrastruktur pendukung, fasilitas dan insentif keuangan yang belum masif.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak! Ini Perbandingan Ongkos Pakai Kendaraan BBM & Listrik