Ada yang Lebih Ngeri dari Covid, Ternyata Pangan Kuncinya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat dunia harus terima kenyataan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir, tapi dunia sudah dihadapkan dengan kondisi ketidakpastian global dari perang sampai inflasi gila-gilaan di banyak negara.
Celakanya, varian baru Covid-19 yang awalnya diperkirakan tak muncul lagi, tapi kenyataannya kini sudah ada varian baru lagi. Secara historis, bila ada varian baru maka ledakan kasus akan muncul lagi.
Hal itu dikonfirmasi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Ia mengatakan bahwa varian ini telah memicu kenaikan kasus di Singapura sampai 6.000 konfirmasi positif per hari.
Penularan virus ini biasanya melonjak pasca-musim libur. Artinya, perlu kewaspadaan terutama karena menghadapi awal tahun 2023, usai libur natal dan tahun baru.
"Ujiannya nanti akan kita lihat di awal tahun depan karena beberapa varian baru seperti BA.2.7.5 sudah terjadi di India,'' ujar Menkes seperti dilansir situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Senin (24/10/2022).
Selain Covid-19, negara-negara di dunia saat ini tengah kacau balau akibat inflasi yang tinggi, pengetatan likuiditas, hingga konflik geopolitik Ukraina dan Rusia membuat ekonomi dunia kian terjerumus dalam jurang kehancuran. Efeknya bisa jadi lebih ngeri dari pandemi Covid-19 terhadap ekonomi global.
Saat ini masyarakat tengah membicarakan kemungkinan terjadinya perlambatan ekonomi yang berkepanjangan di seluruh dunia. Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi ekonomi global dari 3,6 persen menjadi 3,2% untuk tahun ini dan dari 3,6% menjadi 2,9% untuk tahun 2023.
IMF juga telah berkali-kali mengeluarkan sejumlah peringatan yang cukup mencemaskan. Lembaga tersebut mengingatkan di tengah carut marut perekonomian global, situasi terburuk akan muncul di depan mata. Inflasi melambung dan dunia diperkirakan akan jatuh ke jurang resesi dan masuk ke perekonomian yang begitu 'menyakitkan'.
Kondisi ini tentunya juga akan menekan negara berkembang, termasuk Indonesia. Indonesia bisa berbangga hati tumbuh 5,44% pada kuartal II-2022, namun tantangan ke depan akan luar biasa.
Apalagi pejabat negeri ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berulang kali menjelaskan bahwa kondisi ekonomi global sedang tidak baik-baik saja. IMF memang memperkirakan ekonomi Indonesia tetap tumbuh hingga 5,3% tahun ini dan 5% pada 2023.
(aum/aum)