Internasional

WHO Warning Lagi Soal Covid-19, Kenapa Lagi?

News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 October 2022 20:57
The logo of the World Health Organization is seen at the WHO headquarters in Geneva, Switzerland, Thursday, June 11, 2009. The World Health Organization held an emergency swine flu meeting Thursday and was likely to declare the first flu pandemic in 41 years as infections climbed in the United States, Europe, Australia, South America and elsewhere. (AP Photo/Anja Niedringhaus) Foto: Logo World Health Organization (WHO) (AP Photo/Anja Niedringhaus)

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali meminta kewaspadaan pada Covid-19. Ini khususnya di benua Eropa.

Badan ini juga mendorong lebih banyak orang untuk divaksinasi. "Ini bukan waktu untuk bersantai," kata Direktur WHO Eropa Hans Kluge dalam konferensi pers Senin (24/10/2022), melansir AFP.

Hal ini kan bukan tanpa dasar. Kluge mengatakan 53 negara yang membentuk wilayah WHO Eropa mendominasi kasus Covid-19 global, hingga 60%.

Belum lagi, kasus influenza musiman memuncak. Dengan gelombang baru Covid ini, Kluge mengatakan kematian dan penerimaan perawatan intensif tidak meningkat ke tingkat yang sama seperti gelombang sebelumnya, sehingga WHO menekankan kaitan dengan kampanye vaksinasi.

"Vaksinasi tetap menjadi salah satu alat kami yang paling efektif melawan flu dan Covid-19," kata Kluge, mendesak mereka yang memenuhi syarat untuk mendapatkan suntikan influenza dan suntikan booster Covid-19 sesegera mungkin.

Tak hanya Covid-19 dan influenza, WHO juga menekankan penyakit polio yang menyerang sebagian besar anak-anak muda dan menyebabkan kelumpuhan. Saat ini, sebuah varian bermutasi dari virus polio yang berasal dari vaksin polio oral belum lama ini telah terdeteksi di Inggris, Ukraina, Israel dan Amerika Serikat (AS).

Meski kurang ganas dibandingkan virus alami, varian ini tetap dapat menyebabkan gejala yang parah, seperti kelumpuhan anggota badan pada pasien yang tidak divaksinasi. Meskipun jarang, varian ini juga menjadi lebih umum dalam beberapa tahun terakhir karena tingkat vaksinasi yang rendah.

"Saya pikir penting bagi kita untuk memahami bahwa di mana pun di dunia jika kita meninggalkan orang, virus polio adalah barometer yang sangat baik untuk memberi tahu kita siapa mereka," kata pakar WHO Eropa Siddhartha Datta kepada wartawan.

Datta menjelaskan bahwa terlepas dari wilayahnya, populasi yang terkena dampak adalah mereka yang kurang terlayani, artinya mereka karena berbagai alasan belum menerima cukup vaksin untuk mencapai target cakupan 95%.

Tidak ada kasus virus polio alami yang dilaporkan di Eropa selama lebih dari 20 tahun. Di kawasan secara keseluruhan, cakupan vaksin polio dosis ketiga turun satu persen antara 2019 dan 2020. Pada 2021, hanya 25 dari 53 negara yang mencapai 95% cakupan vaksin polio.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

WHO Beri Kabar Baik soal Covid-19, Pandemi Segera Berakhir?


(tfa/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading