Mantan Menkeu Era SBY Beberkan Pemicu Resesi 'Paling Seram'

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Senin, 24/10/2022 08:50 WIB
Foto: Chatib Basri

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri memberikan pesan penting terkait dengan resesi. Dia menjelaskan mengapa pesimisme dapat membuat situasi, dalam hal ini, benar-benar terjadi.

Dalam postingan Instagram @chatibbasri, dia memulai penjelasannya dari buku The General Theory of Employment, Interest, and Money' yang ditulis oleh John Maynard Keynes.


Menurutnya, Keynes memperkenalkan sebuah konsep yang disebut sebagai animal spirit.

"Keynes mengatakan keputusan ekonomi ditentukan oleh faktor rasional dan juga soal sikologis, salah satunya adalah ekspektasi," kata Chatib.

"Jika orang memiliki ekspektasi bahwa resesi akan terjadi ke depan, maka dia akan memutuskan untuk tidak melakukan investasi," lanjutnya.

Akibatnya, dia melanjutkan permintaan agregat mengalami penurunan. Ketika permintaan mengalami penurunan, maka orang tidak akan tertarik untuk melakukan investasi sehingga yang terjadi adalah pertumbuhan ekonomi semakin melambat.

"Terjadilah buck-boost effect yang akhirnya bisa membawa ke bawah akibat kepada resesi," tegasnya.

Perilaku yang sama juga terjadi pada soal konsumen, menurut Chatib. Ketika konsumen beranggapan bahwa resesi akan terjadi, maka hal yang akan dilakukan adalah meningkatkan tabungannya.

Jika semua orang meningkatkan tabungannya maka belanja akan menurun, jika belanja akan menurun permintaan agregat akan mengalami penurunan.

Alhasil, terjadilah perlambatan ekonomi yang akhirnya jika terus terjadi akan menjadi resesi.

"Inilah yang disebut sebagai paradox of thrift," ungkapnya.

Di dalam konteks ini, Chatib mengatakan, Keynes menganjurkan agar pemerintah meningkatkan belanjanya untuk meningkatkan daya beli, salah satunya adalah dengan memberikan bantuan sosial untuk kelompok.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ada ASN & Dokter Terima Bansos -Menteri ATR Soal Tanah Nganggur